Intraco Penta (INTA) Siapkan Strategi Bisnis 2026 untuk Pertahankan Pertumbuhan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Intraco Penta Tbk (INTA), perusahaan penyedia alat berat, alat konstruksi, fabrikasi, infrastruktur, dan pembangkit listrik dengan pengalaman lebih dari 50 tahun di Indonesia, menyiapkan sejumlah strategi bisnis untuk menjaga pertumbuhan yang berkelanjutan pada 2026.

Direktur Utama Intraco Penta, Petrus Halim, mengatakan meski menghadapi berbagai tantangan di 2025, perusahaan berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp 739 miliar hingga 30 September 2025, naik 12% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. 

Kinerja positif ini membuat perusahaan optimistis menghadapi tahun depan. “Tahun depan, kami akan fokus pada empat pilar utama, yakni Finance, Sales, Rental, dan Capex,” ujar Petrus dalam Paparan Publik, Jumat (5/12/2025).


Baca Juga: Intraco Penta (INTA) Raih Pendapatan Rp 739,16 Miliar, Terdongkrak Jasa Persewaan

Dari sisi finansial, INTA akan mempercepat pelunasan hutang untuk menjaga struktur modal yang sehat. Untuk penjualan, perusahaan menargetkan penguatan pada segmen Key Account dan proyek-proyek berbasis kontrak. 

 
INTA Chart by TradingView

Sedangkan bisnis rental alat berat diproyeksikan menjadi pilar pendapatan yang lebih stabil dan berulang. Sementara itu, belanja modal (Capex) akan dialokasikan hanya pada aset yang mendukung strategi inti perusahaan.

Menurut Petrus, sejumlah peluang akan mendorong pertumbuhan 2026, antara lain meningkatnya efisiensi biaya pelanggan sehingga produk alat berat asal China dengan harga kompetitif menjadi pilihan utama. 

Baca Juga: Intraco Penta (INTA) Bidik Peningkatan Penjualan Alat Berat di 2025

Selain itu, kendaraan listrik (EV) dari China diprediksi semakin diminati karena menawarkan penghematan bahan bakar.

“Rencana Liu Gong membangun fasilitas manufaktur di Indonesia juga akan meningkatkan komponen lokal. Selain itu, pemulihan industri perkebunan sawit dan pertumbuhan bisnis rental alat berat menjadi peluang tambahan,” ujar Petrus.

Meski optimistis, INTA tetap mewaspadai sejumlah tantangan, seperti penurunan RKAB untuk menekan produksi komoditas tambang, ketidakpastian geopolitik, perlambatan ekonomi global, fluktuasi kurs Rupiah terhadap Dolar AS dan Yuan, persaingan alat berat China (OEM), pembiayaan yang ketat, serta ketidakpastian regulasi.

Dengan strategi yang terfokus dan peluang pasar yang masih terbuka, INTA menargetkan pertumbuhan yang lebih stabil dan berkelanjutan pada tahun depan.

Selanjutnya: IKEA Alihkan Produksi ke AS, Strategi Tekan Biaya Impor

Menarik Dibaca: Inspirasi Gaya Hidup Japandi di Rumah dengan Meniru Desain di Pameran Ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News