KONTAN.CO.ID - JERUSALEM. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyatakan, Israel sedang mempersiapkan invasi darat ke Gaza. Hal tersebut dia ungkapkan dalam sebuah pernyataan resmi yang disiarkan televisi lokal pada Rabu (25/10/2023). Akan tetapi, dia menolak memberikan rincian mengenai waktu atau informasi lain mengenai operasi tersebut.
Melansir
Reuters, Netanyahu mengatakan keputusan mengenai kapan pasukan akan masuk ke daerah kantong Palestina yang dikuasai oleh gerakan Islam Hamas, akan diambil oleh kabinet perang khusus pemerintah. Kabinet perang ini mencakup pemimpin salah satu partai oposisi berhaluan tengah. “Kami telah membunuh ribuan teroris dan ini hanyalah permulaan,” kata Netanyahu. Dia menambahkan, “Pada saat yang sama, kami sedang mempersiapkan invasi darat. Saya tidak akan menjelaskan kapan, bagaimana, dan berapa jumlahnya. Saya juga tidak akan menjelaskan berbagai perhitungan yang kami lakukan, yang sebagian besar tidak diketahui oleh masyarakat dan memang begitulah seharusnya." Informasi saja, Israel telah melakukan pemboman intensif selama berhari-hari di Jalur Gaza yang padat penduduknya setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 terhadap komunitas Israel yang menewaskan sekitar 1.400 orang.
Baca Juga: Batalkan Perjalanan ke Israel, Erdogan: Hamas Bukan Organisasi Teroris Sementara, menurut kementerian kesehatan Gaza, lebih dari 6.500 warga Palestina tewas dalam pemboman tersebut. Netanyahu, yang sejauh ini tidak bertanggung jawab atas kegagalan keamanan yang menyebabkan serangan Hamas, mengatakan semua yang terlibat akan dimintai pertanggungjawaban. Skandal itu akan diselidiki sepenuhnya, katanya. “Semua orang harus memberikan jawaban, saya juga. Tapi semua ini hanya akan terjadi setelah perang,” tegasnya.
Sebelumnya, dengan mengutip para pejabat Amerika dan Israel, Wall Street Journal melaporkan bahwa Israel telah setuju untuk menunda invasi ke Gaza untuk saat ini, sehingga Amerika dapat mengerahkan pertahanan rudal ke wilayah tersebut.
Baca Juga: Israel Menuduh Hamas Sedang Memproduksi Senjata Kimia Reuters melaporkan pada hari Senin bahwa Washington menyarankan Israel untuk menunda serangan darat dan terus memberi tahu Qatar – perantara militan Palestina – mengenai perundingan tersebut sebagai upaya mereka untuk membebaskan lebih banyak sandera dan bersiap menghadapi kemungkinan perang regional yang lebih luas. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie