Invasi Ukraina, Vladimir Putin Samakan Dirinya dengan Raja Rusia Peter Agung



KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Invasi Ukraina, Presiden Rusia Vladimir Putin menyamakan dirinya dengan Raja Rusia Peter Agung, tsar yang memimpin penaklukan pantai Baltik selama perang abad ke-18 melawan Swedia.

Putin juga berbicara tentang kepentingan Rusia untuk "mengambil kembali" wilayah dan "mempertahankan diri" ketika pasukan negeri beruang merah melanjutkan perang di Ukraina.

Setelah mengunjungi sebuah pameran di Moskow yang didedikasikan untuk ulang tahun ke-350 tsar pada Kamis (9/6), Putin menarik kesejajaran antara pendirian St Petersburg oleh Peter Agung dan ambisi Rusia modern.


Dia mengatakan kepada sekelompok pengusaha muda, “Anda mendapatkan kesan bahwa dengan melawan Swedia, (Peter Agung) meraih sesuatu. Dia tidak mengambil apa-apa, dia mengambilnya kembali".

Baca Juga: Ini Peringatan Keras Putin jika AS Kirim Rudal Jarak Jauh untuk Ukraina

Ketika Peter Agung mendirikan St Petersburg dan mendeklarasikannya sebagai ibu kota Rusia, "tidak ada negara di Eropa yang mengakui wilayah ini sebagai milik Rusia," kata Putin, seperti dikutip Al Jazeera

"Semua orang menganggapnya sebagai bagian dari Swedia. Tetapi sejak dahulu kala, Slavia telah tinggal di sana bersama orang-orang Finno-Ugric," ungkapnya.

"Ini adalah tanggungjawab kita juga untuk mengambil kembali dan memperkuat," kata Putin, dalam referensi yang jelas untuk serangan Rusia di Ukraina.

"Ya, ada saat-saat dalam sejarah negara kita ketika kita dipaksa untuk mundur, tetapi hanya untuk mendapatkan kembali kekuatan kita dan bergerak maju," kata dia.

Baca Juga: Ukraina: Pertempuran di Sievierodonetsk Paling Brutal Sepanjang Perang dengan Rusia

Kekalahan Swedia dalam Perang Utara Besar (1700-1721) menjadikan Rusia kekuatan utama di Laut Baltik dan pemain penting dalam urusan Eropa.

Tapi, dengan hubungan Rusia dengan Barat yang saat ini hancur oleh invasi Ukraina, Moskow meremehkan ketertarikan Peter Agung terhadap Eropa dan berfokus pada perannya dalam memperluas wilayah Rusia.

Putin tampaknya membiarkan pintu terbuka untuk ekspansi teritorial lebih lanjut, sambil menegaskan kedaulatan Rusia.

"Tidak ada status di antaranya. Suatu negara adalah baik, berdaulat atau koloni," sebutnya.

"Tidak mungkin, mengertikah Anda, tidak mungkin membangun pagar di sekitar negara seperti Rusia. Dan kami tidak bermaksud membangun pagar itu," tambah Putin.

Editor: S.S. Kurniawan