Investasi asing di Batam naik 300%



JAKARTA. Realisasi investasi di Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam atau Free Trade Zone (FTZ) Batam pada periode Januari-Juni 2015 naik sekitar 300% dibanding periode sama 2014.

"Realisasi semester pertama 2015 sebesar US$ 331,659 juta, sementara semester pertama 2014 hanya sebesar US$ 117,537 juta," kata Direktur Promosi dan Humas BP Batam, Purnomo Andiantono di Batam, Jumat (14/8).

Selain nilai investasi yang naik signifikan, jumlah perusahaan yang merealisasikan investasi juga naik. Tercatat ada 158 perusahaan merealisasikan investasi pada semester pertama 2015. Sementara pada periode sama tahun lalu hanya 31 perusahaan.


"Ini sangat positif bagi Batam. Mengingat kondisi ekonomi dunia masih belum menggembirakan, namun investasi yang masuk mengalami peningkatan signifikan," kata Purnomo.

Proyek-proyek investasi tersebut meliputi sektor industri logam dasar, barang mesin, elektronik, industri barang dari karet dan plastik, kimia, farmasi serta pergudangan. Sekitar 53% perusahaan yang merealisasikan investasi berasal dari Singapura, 29% persen perusahaan gabungan dari berbagai negara, 2% dari Hongkong dan Tiongkok, 14% Malaysia, dan 2% Jepang .

"Realisasi investasi dari Singapura persentasenya menurun dari periode sebelumnya. Namun masih tetap mendominasi," kata Purnomo.

Sementara itu, kata dia, rencana investasi perusahaan asing pada periode sama 2015 tercatat 106 perusahaan dengan nilai US$ 223 juta. Dari rencana tersebut, sebanyak 21 proyek sektor logam dan mesin elektronik dengan nilai US$ 61 juta. 

Bidang tersebut merupakan proyek padat karya yang mampu menyediakan 3.283 lowongan kerja baru untuk masyarakat. "Jika semua terealisasi akan mampu menyerap 8.039 orang tenaga kerja baru di Batam. Termasuk 3.283 orang sektor logam dan mesin elektronik," kata dia.

BP Batam, kata Purnomo, akan terus meningkatkan infrastruktur di Kawasan Bebas Batam agar tetap menjadi salah satu kawasan investasi terkemuka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Havid Vebri