Investasi asing turun, domestik meningkat



JAKARTA. Nilai investasi pemodal asing (PMA) yang masuk ke Indonesia sepanjang sembilan bulan pertama 2015 turun tipis dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Namun, penanaman modal dari investor domestik mengalami kenaikan.

Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), total nilai investasi asing yang masuk periode Januari-September 2015 sebesar US$ 21,4 miliar. Sedangkan, pada periode yang sama 2014 nilainya sebesar US$ 21,7 miliar.

Sekitar 79% dari total investasi asing ini berasal dari penanaman modal baru. Sisanya, berasal dari ekspansi dari investasi yang sudah berjalan.


Singapura masih menjadi pemodal asing dengan nilai investasi tertinggi. Porsinya sekitar 16,4% atau setara dengan US$ 3,5 miliar. Kemudian, disusul Malaysia dengan nilai investasi bekisar US$ 2,9 miliar atau 13,6% dari total investasi asing yang masuk.

Jepang ada di urutan ke tiga terbesar yang berinvestasi di Indoensia dengan nilai investasi sebesar US$ 2,5 miliar. Angka itu setara dngan 11,8% dari total nilai PMA.

Selanjutnya, ada Korea Selatan dan Belanda yang masing-masing berinvestasi sekitar US$ 1 miliar dan US$ 900 juta. Sisanya, sebesar US$ 10,5 miliar atau 49,3% berasal dari berbagai negara, seperti Amerika Serikat (AS), British Virgin Island, Hong Kong, dan Thailand.

Adapun, sektor yang paling banyak digarap adalah pertambangan dengan nilai investasi mencapai US$ 3,1 miliar. Lalu, transportasi, gudang dan telekomunikasi dengan total nilai US$ 2,81 miliar. Ada juga investasi di sektor industri logam dasar, barang logam, mesin dan elektronik senilai US$ 2,12 miliar.

Jika PMA tersebut dijabarkan dalam bentuk rupiah, maka nilainya sekitar Rp 266,8 triliun. BKPM menggunakan kurs sesuai dengan Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2015), yakni Rp 12.500 per dollar AS. Adapun, tahun lalu, kurs yang digunakan sebesar Rp 11.600 per dollar AS.

Di saat yang sama, realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) mengalami peningkatan dari Rp 114,4 triliun menjadi Rp 133,2 triliun. Sehingga, total nilai investasi per September 2015 tercatat sebesar Rp 400 triliun.

Franky Sibarani, Kepala BKPM optimistis, target hingga akhir tahun yang sebesar Rp 519,5 triliun bisa tercapai.

"Kalau dilihat dari profil investasi dalam lima tahun belakangan, investasi di kuartal III dan IV cenderung meningkat," ujarnya, Kamis (22/10).

Lebih lanjut, Franky menjelaskan, hampir seluruh investor di sektor prioritas mengalam peningkatan, kecuali industri padat karya. Investasi di industri padat karya mengalami penurunan sekitar 13,4%. Pada industri padat karya, ada empat sektor bisnis utama, yakni tekstil dan produk tekstil (TPT), industri sepatu, makanan dan minuman, dan mebel atau furnitor. Adapun, yang mengalam penurunan adalah industri makanan dan minuman serta mebel atau furnitur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia