Investasi Barang Koleksi Diminati, Karya Seni, Jam Tangan, Perhiasan Jadi Favorit



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah risiko ketidakpastian yang melanda pasar keuangan pada tahun ini, investasi barang-barang koleksi tetap menarik minat pelaku pasar. Indeks yang berisi sepuluh barang koleksi, yakni Knight Frank Luxury Investment Index (KFLII) tercatat meningkat 7% secara year on year (YoY) per Juni 2023.

Performa tersebut lebih baik dibandingkan dengan kinerja harga perumahan di Prime Central London yang turun 1% pada periode sama. Begitu juga dengan indeks saham FTSE 100 yang terkerek 5% dan harga emas yang hanya naik 1%. 

Mengutip artikel knightfrank.com yang berjudul Art Leads 2023 Luxury Investment Index, seni menjadi barang koleksi yang menempati puncak KFLII. Pertumbuhan return-nya mencapai 30% dalam 12 bulan per Juni 2023. Hal ini didukung oleh periode pemulihan setelah pandemi serta kondisi pasar yang kuat. 


Sebastian Duthy dari Art Market Research (AMR) mengatakan, karya-karya Picasso, Warhol, dan lainnya terus mencapai harga yang sangat mahal. Namun, karya-karya yang kurang ikonik dari para seniman ini justru sering kali kesulitan untuk mencapai perkiraan.  

Baca Juga: Permintaan Meningkat, Kenaikan Harga Berlian Diproyeksi 5%-15% pada 2024

Indeks AMR All Art ‘Top Traded’ memperlihatkan nilai rata-rata tidak banyak bergerak sejak tahun 2016. Indeks ini melacak sektor pasar yang paling likuid dengan hanya menganalisis seniman yang telah memiliki 30 penjualan atau lebih dalam periode dua tahun. Indeks ini didominasi oleh karya seni dari para master impresionis, modern, dan kontemporer. 

Selanjutnya, investasi barang koleksi yang masih mempertahankan daya tariknya adalah jam tangan dan perhiasan. Indeks AMR Watch naik 10%, meski koreksi mungkin terjadi pada beberapa model jam tangan yang sedang populer. 

Pada lelang musim panas tahun ini, para kolektor dari seluruh dunia juga tertarik pada perhiasan antik serta batu permata dan berlian dengan warna yang fancy. Perusahaan lelang seni dan barang mewah berskala dunia Christie's mencatatkan penjualan perhiasan yang luar biasa pada paruh pertama 2023.

Bros 'burung cendrawasih' yang terbuat dari rubi dan berlian karya Van Cleef & Arpels terjual seharga 453.000 franc Swiss di Jenewa pada Mei 2023. Harga tersebut naik sekitar 40% dibandingkan harga pada tahun 2018.

Baca Juga: Barang Seni Apa yang Jadi Tren Investasi Saat Ini?

Meskipun KFLII meningkat sebesar 7% YoY per Juni 2023 hasil tersebut merupakan kinerja tahunan terlemah indeks tersebut sejak kuartal II-2021. Pasalnya, terjadi perlambatan di pasar wine dan mobil klasik. 

Padahal, kedua jenis barang koleksi ini sering kali mencatatkan kenaikan dua digit sehingga menjadi pendukung kinerja indeks. Hal tersebut membuktikan bahwa aset berwujud pun tidak kebal terhadap ketidakpastian pasar.

Nick Martin dari Wine Owners (platform manajemen koleksi anggur online) mengatakan, burgundy menjadi kisah sukses besar dalam dekade terakhir. Harganya sempat melesat hingga 367% pada awal musim gugur 2022.

Sejak saat itu, pasar burgundy turun setidaknya 9%. "Harga yang dipublikasikan juga cenderung tertinggal dari realisasi penjualan, yang menunjukkan bahwa harga akan terus mencatatkan penurunan,” kata Nick dari Wine Owners yang turut masuk dalam Knight Frank Fine Wine Icons Index (KFFWII).

Kemudian, champagne merupakan pasar dengan volume tinggi. Pasalnya, jumlah produksi merek prestise tertentu mencapai beberapa juta botol per vintage release. Di samping itu, harga beberapa produk prestise tersebut telah menguji elastisitas harga permintaan sehingga penjualan mengalami stagnasi.

Baca Juga: Melirik Cuan dari Investasi Mobil Klasik

Dengan latar belakang ini, KFFWII yang mempunyai komposisi indeks seimbang secara global meningkat sebesar 5% pada tahun lalu,  tetapi flat secara year to date. Tingginya biaya modal mungkin akan menjadi hambatan bagi pasar wine unggulan selama sisa tahun 2023.

Di tengah suku bunga tinggi, produk wine yang baru rilis juga harus ditawarkan dengan diskon yang lebih besar dibandingkan nilai masa depan. Hal ini untuk meyakinkan konsumen agar membelanjakan uangnya untuk membeli wine daripada memegang uang tunai. Jika tidak, maka tekanan pada harga pasar sekunder akan meluas. 

Tak ketinggalan, mobil klasik juga mengalami kemunduran karena faktor makroekonomi seperti kenaikan suku bunga dan inflasi. Menurut HAGI Top Index, harga turun hampir 7% pada paruh pertama 2023.

Ferrari mencatatkan penurunan paling signifikan, yakni sedikit di atas 15%. Meski begitu, tidak semua kendaraan mengalami hal sama. Indeks Lamborghini HAGI justru meningkat sebesar 9% tahun ini, serupa dengan indeks BMW yang baru diperkenalkan.

Alasannya, mobil-mobil ini cenderung lebih baru dan menawarkan harga yang rendah bagi para kolektor. Bahkan, komunitas kolektor yang sangat kuat juga terbentuk di model ikonik seperti Lamborghini Miura. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati