KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (Apsyfi) mengungkapkan industri tekstil dan produk tekstil (TPT) lokal membutuhkan investasi segar. Namun, saat ini investasi yang dibutuhkan justru terganjal aturan perdagangan yang berpihak pada produk impor. "Jika menimbang pertumbuhan industri TPT, penyerapan tenaga kerja dan devisa, investasi baik asing maupun domestik sangat dibutuhkan, mengingat minimnya investasi dalam 5 tahun terakhir," jelas Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (Apsyfi), Redma Gita Wiraswasta kepada Kontan.co.id, Selasa (20/4). Redma mengungkapkan, jika melihat dari segi kapasitasnya, investasi baru diperlukan untuk sektor finishing kain dan pembuatan kain, terlebih jika pasar mulai normal.
Investasi baru industri TPT terganjal karena jaminan pasar domestik kurang
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (Apsyfi) mengungkapkan industri tekstil dan produk tekstil (TPT) lokal membutuhkan investasi segar. Namun, saat ini investasi yang dibutuhkan justru terganjal aturan perdagangan yang berpihak pada produk impor. "Jika menimbang pertumbuhan industri TPT, penyerapan tenaga kerja dan devisa, investasi baik asing maupun domestik sangat dibutuhkan, mengingat minimnya investasi dalam 5 tahun terakhir," jelas Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (Apsyfi), Redma Gita Wiraswasta kepada Kontan.co.id, Selasa (20/4). Redma mengungkapkan, jika melihat dari segi kapasitasnya, investasi baru diperlukan untuk sektor finishing kain dan pembuatan kain, terlebih jika pasar mulai normal.