Investasi bisnis AS melemah terimbas perang dagang



KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Pesanan baru untuk barang-barang modal utama buatan Amerika Serikat (AS) turun lebih dari yang diharapkan pada September dan pengiriman juga menurun. Ini menandakan investasi bisnis tetap melemah di tengah dampak perang dagang AS-China. Data lain yang dirilis pada Kamis (24/10) menunjukkan pertikaian dua negara ini belum banyak berefek pada pasar kerja secara keseluruhan.

Mengutip Reuters, Departemen Perdagangan mengatakan pesanan barang modal non pertahanan tidak termasuk pesawat terbang yang dilihat sebagai tolok ukur rencana belanja bisnis untuk peralatan turun 0,5% bulan lalu karena berkurangnya permintaan untuk peralatan transportasi, kendaraan bermotor dan komponennya, serta komputer dan produk elektronik.

Sektor otomotif terpukul oleh pemogokan yang sedang berlangsung di General Motors. Serikat pekerja otomotif mencapai kesepakatan tentatif dengan produsen mobil di Detroit pekan lalu pada kontrak empat tahun.


Baca Juga: Imbas perang dagang, beberapa pabrik elektronik di AS mulai PHK karyawan

Data Agustus juga direvisi turun untuk menunjukkan pesanan barang modal inti turun 0,6%, lebih lemah dari 0,4% yang dilaporkan sebelumnya.

"Data volatile, tetapi melalui volatilitas, tren melambat secara signifikan," kata Jim O'Sullivan, ekonom High Frequency Economics seperti dikutip Reuters.

Pesanan barang modal inti naik 1% secara tahunan, sementara pengiriman barang tersebut turun 0,7% pada bulan lalu. 

Pengiriman barang modal inti digunakan untuk menghitung pengeluaran peralatan dalam pengukuran produk domestik bruto pemerintah. 

Federal Reserve telah memangkas suku bunga dua kali tahun ini, dan investor melihat masih ada peluang pemangkasan suku bunga pada pekan depan karena ekonomi dihadapkan pada perlambatan ekonomi global.

Sektor manufaktur yang memiliki porsi sekitar 11% dalam ekonomi AS terseok-sektor akibat perang dagang, yang telah merusak kepercayaan dan investasi bisnis dan menimbulkan ketidakpastian prospek ekonomi.

Output manufaktur AS turun lebih dari yang diharapkan pada September, sementara investasi bisnis turun 1% secara tahunan pada kuartal terakhir.

Awal bulan ini, Presiden AS Donald Trump menguraikan fase pertama kesepakatan perdagangan dengan China dan menunda ancaman kenaikan tarif. Tetapi para pejabat kedua belah pihak mengatakan masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan sebelum kesepakatan bisa disetujui.

Baca Juga: Ekonomi AS Melesu, Kurs Rupiah Hari Ini Menguat Ke Posisi Rp 14.032

Sementara itu, di ke pasar tenaga kerja, jumlah orang AS yang mengajukan aplikasi tunjangan pengangguran secara tak terduga turun pekan lalu. Ini menunjukkan pasar pekerjaan masih ketat.

Data Departemen Tenaga Kerja menyebutkan, klaim awal untuk tunjangan pengangguran AS turun 6.000 menjadi 212.000 dan disesuaikan secara musiman untuk pekan yang berakhir 19 Oktober.

Editor: Herlina Kartika Dewi