RIO DE JANEIRO. Negeri Samba tampaknya semakin menggoda bagi Cina. Buktinya, investasi langsung Cina ke Brazil tahun ini diperkirakan melonjak menjadi US$ 12 miliar. Padahal, tahun sebelumnya, aliran dana Cina yang masuk ke Brasil hanya sebesar US$ 82 juta. Jika dihitung sejak 2001 hingga 2009, nilai investasi investor dari Negeri Tembok Raksasa ini hanya sebesar US$ 213 juta.Dengan prediksi tahun ini, Cina mengalahkan investor nomor wahid tahun sebelumnya yakni Belanda. Tahun lalu, Belanda membenamkan modalnya sebesar US$ 5 miliar.Cina membenamkan duitnya terutama untuk sektor energi, pertambangan , baja dan industri minyak. Salah satu investasi terbesar adalah pembangunan pabrik baja yang dilakukan Wuhan Iron and Steel Corporation (wisco) senilai US$ 3,29 miliar. Analis mengatakan membengkaknya aliran dana dari Cina ke Brasil sebagai dampak dari krisis ekonomi yang terjadi di Amerika Serikat dan Eropa. "Setelah Cina menderita akibat kontraksi pasar di Amerika Serikat dan Eropa, mereka melihat ada pasar Amerika Latin yang belum banyak dieksplorasi karena jarak dan perbedaan budaya," kata Paul Liu, Ketua Kamar Dagang Pembangunan Brazil-Cina.
Investasi Cina ke Brasil Diperkirakan US$ 12 Miliar
RIO DE JANEIRO. Negeri Samba tampaknya semakin menggoda bagi Cina. Buktinya, investasi langsung Cina ke Brazil tahun ini diperkirakan melonjak menjadi US$ 12 miliar. Padahal, tahun sebelumnya, aliran dana Cina yang masuk ke Brasil hanya sebesar US$ 82 juta. Jika dihitung sejak 2001 hingga 2009, nilai investasi investor dari Negeri Tembok Raksasa ini hanya sebesar US$ 213 juta.Dengan prediksi tahun ini, Cina mengalahkan investor nomor wahid tahun sebelumnya yakni Belanda. Tahun lalu, Belanda membenamkan modalnya sebesar US$ 5 miliar.Cina membenamkan duitnya terutama untuk sektor energi, pertambangan , baja dan industri minyak. Salah satu investasi terbesar adalah pembangunan pabrik baja yang dilakukan Wuhan Iron and Steel Corporation (wisco) senilai US$ 3,29 miliar. Analis mengatakan membengkaknya aliran dana dari Cina ke Brasil sebagai dampak dari krisis ekonomi yang terjadi di Amerika Serikat dan Eropa. "Setelah Cina menderita akibat kontraksi pasar di Amerika Serikat dan Eropa, mereka melihat ada pasar Amerika Latin yang belum banyak dieksplorasi karena jarak dan perbedaan budaya," kata Paul Liu, Ketua Kamar Dagang Pembangunan Brazil-Cina.