KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bukalapak.com Tbk (
BUKA) berencana melakukan investasi pada PT Allo Bank Indonesia Tbk (
BBHI). Investasi tersebut dalam rangka Penawaran Umum Terbatas III Allo Bank melalui pelaksanaan Hak Memesan Efek terlebih Dahulu (HMETD) yang diterima oleh PT Mega Corpora. Nantinya, BUKA akan mengempit 2,49 miliar saham BBHI dengan nilai nomal Rp 100 per saham. Jumlah tersebut mewakili 11,49% dari total saham yang dimiliki BBHI. Dengan asumsi, seluruh pemagang saham Allo Bank dan investor yang mendapatkan pengalihan HMETD melaksanakan haknya untuk membeli saham baru. Adapun harga pelaksanaan setiap sahamnya dipatok Rp 478 per saham. Dus, dana yang dikucurkan BUKA untuk berinvestasi mencapai Rp 1,19 triliun.
Dalam pertemuan dengan wartawan, Rabu (5/1), Direkur PT Bukalapak.com Tbk Teddy Nuryanto Oetomo mengungkapkan, langkah BUKA masuk ke BBHI terdorong lini bisnis BUKA yang memerlukan financial service. "Allo Bank atau BBHI ini bagian daripada infrastuktur kami," jelas Teddy, Rabu (5/1). Diharapkan dengan semakin lengkapnya infrastruktur yang mendukung, bisnis BUKA akan semakin berkembang ke depannya. Apalagi BUKA melihat, potensi digital ekonomi di Indonesia masih besar dan menjanjikan.
Baca Juga: Akan Dapat Suntikan Modal Lewat Rights Issue, Bank-Bank Ini Siapkan Agenda Ekspansi Demi memperkuat jaringan infrastrukturnya, BUKA tidak menutup kemungkinan untuk melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak lain ke depannya. Seperti dalam bentuk joint venture, berinvestasi ke suatu perusahaan, akuisisi, maupun bentuk-bentuk kolaborasi lain. Adapun perusahaan yang listing di bursa pada Agustus 2021 lalu itu berkomitmen akan menerapkan tahapan evaluasi menyeluruh sebelum berkolaborasi. Seperti, melihat kebutuhan BUKA, kualitas perusahaan yang akan digandeng, valuasi, termasuk mempertimbangkan kesempatan-kesempatan lain. Terkait pendanaan, Tedy menungkapkan, rencana penggunaan dana yang diajukan saat RUPLSB pada 23 Desember yang lalu akan cukup menjadi bahan bakar BUKA dalam 3-5 tahun ke depan. Dalam RUPLSB itu dipaparkan, sebesar 33% dari dana yang dihimpun melalui IPO akan dimanfaatkan BUKA sebagai modal kerja perseroan. Adapun BUKA mengantongi dana hingga Rp 21,9 triliun melalui IPO. Mengamati langkah investasi BUKA di BBHI, Analis Sucor Sekuritas Paulus Jimmy berpendapat, keterlibatan BUKA dalam industri digital bank bisa berdampak positif ke kinerja perusahaannya. Khususnya, dalam peningkatan produk finansial kepada Mitra yang selama ini masih dalam bentuk kerjasama non eksklusif dengan beberapa pihak ketiga. Di sisi lain keterlibatan Salim Group ke dalam BBHI dipandang bisa menguntungkan BUKA apabila dapat membangun ekosistem bersama. Sekadar informasi, selain Bukalapak, BBHI juga dimiliki oleh Salim Group, Grab, Traveloka, dan CT Group.
Baca Juga: Tiga Nama Ini Masuk Bursa Calon Direktur Utama Bukalapak.com Salim Group melalui PT Indolife Investama Perkasa akan ikut bagian dari rights issue BBHI. Pasca rights issue, Salim akan memiliki 6% saham BBHI setelah rights issue.
Sementara, Grab melalui H Holding akan memiliki 2,07% saham BBHI pasca rights issue. Abadi Investments, yang dikenal sebagai Traveloka, akan mengempit 7% kepemilikan saham. Terkait harganya, BUKA yang masuk di Rp 478 per saham itu masih dipandang wajar. Asal tahu saja, harga pelaksanaan itu setara 1,7 kali PBV. "Rekomendasi kami dari Sucor Sekuritas untuk BUKA masih Buy dengan target harga di Rp 870," kata Paulus kepada Kontan.co.id, Rabu (5/1). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi