Investasi di Batam tetap pesat



JAKARTA. Perkembangan investasi di Batam sebagai kawasan perdagangan bebas (FTZ) masih tetap pesat. Ini bisa terlihat dari investasi yang masuk ke Batam pada kuartal I 2013 yang naik 22% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Pada tiga bulan pertama 2013 lalu, minat investor untuk masuk ke Batam cukup besar. Buktinya, ada 20 pendaftaran penanaman modal asing (PMA) baru dengan nilai investasi sebesar US$ 29,53 juta. Sementara nilai pengembangan PMA yang sudah ada di Batam pada kuartal 1 mencapai US$ 84,92 juta.

Menurut Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Humas Badan Pengusahaan Kawasan Batam Dwi Djoko Wiwoho, pada Maret lalu, ada tujuh perusahaan baru yang berinvestasi di Batam dengan nilai US$ 12,4 juta. Semantara pada Januari, ada 8 perusahaan berstatus PMA yang investasinya sebesar US$ 11,53 juta. Sisanya masuk di bulan Februari.


Untuk perluasan di bidang usaha yang harus dilakukan perusahaan berstatus PMA masing-masing pada bulan Januari sebesar US$ 400.000, Februari senilai US$ 73,4 juta dan terakhir di Maret mencapai US$  11,12 juta.

Adapun Singapuran masih menjadi negara terbesar yang memanamkan investasinya di Batam. Disusul oleh Malaysia, Australia, Rusia, Turki, Inggris, Britsh Virgin Island dan ketinggalan Amerika serikat.

Salah satu investasi besar itu adalah pengembangan di bandara internasional Hang Nadim. Lion Air misalnya, berencana membangun fasilitas perawatan untuk semua pesawatnya. "Mereka bangun di sekitar Hang Nadim dengan luas 16 hektar, untuk pesawat jenis Airbus dan Boeing," tambah Djoko.

Untuk pembangunan tersebut, Lion Air akan menggelontorkan dana mencapai US$ 300 juta. Tahap pertama sudah mulai dilakukan tahun lalu dengan investasi US$ 100 juta karena lahan yang digunakan baru 4 hektar.

Pengembangan ini sejalan dengan rencana menjadikan bandara Hang Nadim sebagai bandara hub untuk penerbangan yang berasal dari daerah barat ke timur Indonesia. Selama ini fungsi bandara penghubung hanya dilaksanakan oleh bandara internasional Soekarno Hatta. "Mereka juga sudah merasa kerepotan, jadi kami juga tertarik agar pesawat itu transit di sini dulu," jelasnya.

Sebagai catatan saja, pada kuartal I 2012 lalu, sudah ada 18 PMA baru dengan nilai investasi sebesar US$ 24,25 juta.

Untuk perkembangan Angka Pengenal Importir (API) baik umum maupuj produsen pu meningkat. Pada kuartal I 2013 lalu telah diterbitkan Kartu API dengan rincian API-U sebanyak 119 perusahaan sedangkan API-P dikeluarkan untuk 160 perusahaan. Untuk angka kumulatif angka pengenal importir umum/produsen sejak hal ini diterbitkan mencapai 516 perusahaan API-U dan 686 perusahaan (API-P).br />

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Amal Ihsan