KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi tidak menyurutkan minat masyarakat menyisihkan pendapatan yang berkurang untuk berinvestasi. Sebagian masyarakat dengan pendapatan yang tidak naik (turun maupun tetap) mulai berinvestasi saat pandemi. Dalam riset yang dipublikasikan BRIDanareksa Sekuritas, Kamis (15/7), sebanyak 33,3% responden survei berinvestasi dengan alasan sebagai alternatif pemasukan dan sebanyak 33,3% berinvestasi karena adanya kelebihan dana. Sebanyak 30,56% berinvestasi dengan alasan adanya imbal hasil yang lebih besar dan sebanyak 25% berinvestasi karena adanya akses yang lebih mudah serta harga yang relatif murah. Masyarakat sebagian besar berinvestasi pada instrumen emas, deposito, dan properti tapi dengan tren yang menurun. Adapun reksadana dan mata uang kripto (cryptocurrency) menjadi instrumen investasi dengan kepemilikan yang meningkat selama pandemi. Kepemilikan reksadana naik 2,62% sementara kepemilikan di aset kripto naik 2,66% selama pandemi.
Investasi di reksadana dan aset kripto meningkat selama pandemi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi tidak menyurutkan minat masyarakat menyisihkan pendapatan yang berkurang untuk berinvestasi. Sebagian masyarakat dengan pendapatan yang tidak naik (turun maupun tetap) mulai berinvestasi saat pandemi. Dalam riset yang dipublikasikan BRIDanareksa Sekuritas, Kamis (15/7), sebanyak 33,3% responden survei berinvestasi dengan alasan sebagai alternatif pemasukan dan sebanyak 33,3% berinvestasi karena adanya kelebihan dana. Sebanyak 30,56% berinvestasi dengan alasan adanya imbal hasil yang lebih besar dan sebanyak 25% berinvestasi karena adanya akses yang lebih mudah serta harga yang relatif murah. Masyarakat sebagian besar berinvestasi pada instrumen emas, deposito, dan properti tapi dengan tren yang menurun. Adapun reksadana dan mata uang kripto (cryptocurrency) menjadi instrumen investasi dengan kepemilikan yang meningkat selama pandemi. Kepemilikan reksadana naik 2,62% sementara kepemilikan di aset kripto naik 2,66% selama pandemi.