Investasi dollar AS melemah pada 2018, bagaimana tahun depan?



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Investasi dalam dollar Amerika Serikar (AS) tampaknya belum berotot selama satu tahun kebelakang. Indeks dollar spot curncy mancatatkan pada periode 27 Desember 2017 dollar AS berada di level 92,124 tumbuh sampai hari ini di level 96,715.

Di sisi lain tren rupiah year to date melemah. Mengutip bloomberg pukul 17.30 WIB di pasar spot AS rupiah melemah 0,11% di level Rp 14,561 per dollar AS. Pada periode sama tahun lalu berada di level Rp 13,495 per dollar AS.

Dollar AS pada dasarnya bisa diinvestasikan dalam beberapa cara antara lain reksadana dollar. ”Tahun ini hamper semua kinerja investasi dollar AS trennya negatif,” kata Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana kepada Kontan, Kamis (27/12).


Berdasarkan data Infovesta tentang kinerja reksadana obligasi dollar AS year to date melemah 1,58% dengan nilai pelemahan tertinginya sebesar 6,42% dari kenerja Star Fixed Income Dollar. Di sisi lain terjadi bertumbuhan dalam kelolaan MNC Dana Dollar sebesar 11,97%.

Untuk reksadana campuran dollar AS year to date rata-rata melemah sekitar 3,3%. First State Indonesian USD Balanced Plus Fund menghasilkan pelemahan tertinggi sebesar 8,94%. Tetapi Panin Dana US Dollar tumbuh 5,88%.

“Kalau reksadana saham dollar AS baik konvensional atau syariah semunya negatif rata-rata melemah 13%,” kata Wawan (27/12). Adapun pelemahan terbesar disumbangkan oleh CIMB Principal Islamic Asia Pacific Equity Syariah sebesar 22,85%.

Menurut Wawan pada dasarnya indeks dollar di tahun ini menguat sehingga investasi dollar AS di Indonesia menjadi kurang bagus. “Apa lagi reksadana saham melemah karna tren saham global pun melemah,” katanya (27/12).

“Tahun ini dollar AS sangat mendominasi hampir seluruh mata uang,” kata Analis Morex Investindo Futures, Putu Agus kepada Kontan, Kamis (27/12). Ia menambahkan Investasi valas dollar AS pada 2018 cenderung menguntungkan.

Kedua instrument investasi dollar AS tersebut tentu memiliki kelemahan dan kekurangan masing-masing. Menurut Wawan kalau investasi valas dollar AS cenderung aman tapi tidak ada nilai tambah. Sedangkan investasi reksadana dollar AS memiliki imbal hasil dalam jangka panjang. Meskipun ada risiko kerugian bagi investor.

Investasi reksadana dollar AS di tahun depan ada potensi membaik. Wawan meramalkan indeks dollar melemah karena sejumlah sentiment global yang bergulir tentang AS seperti keadaan ekonomi yang akan melemah.

Kata Wawan kinerja saham di Asia Pasifik dan AS sepertinya akan menunjukan kinerja yang positif tahun depan. Sehingga dia optimis tahun depan imbal hasil atau return investasi reksadana bias tumbuh sekitar 5%-10%.

“Tetapi tidak menuntut kemungkinan dollar akan menguat juga tergantung The Fed di tahun depan,” kata Wawan (27/12).Hal yang sama diungkapkan Putu bahwa sampai tahun depan AS akan shotdown bank sentral AS nampaknya tidak terlalu menaikan suku bunga. Keadaan ekonomi global pun diprediksi melemah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini