Investasi emas hedge fund dunia anjlok



NEWYORK. Mimpi buruk kembali dialami miliuner David Einhorn. Pemilik hedge fund Greenlight Capital Management ini berpotensi menanggung kerugian dari hasil penempatan emasnya.

Einhorn adalah salah satu manajer hedge fund yang dikenal karena memainkan peranan penting dalam kejatuhan Lehman Brothers.

Awal tahun ini, Einhorn tercatat sebagai salah satu dari lima besar investor emas dunia. Reuters sebelumnya melaporkan bahwa Einhorn menyimpan beberapa emas di fasilitas yang aman di Queens, New York.


Pada Juni kemarin, investasi emas hedge fund Greenlight Capital turun 11,8%. Kondisi itu membawa dana kelolaan Greenlight Capital merosot hingga 20% (year to date). Demikian hal itu diungkapkan dua orang narasumber Reuters, Minggu (30/6).  

Greenlight yang merupakan perusahaan hedge fund andalan Einhorn dengan total dana kelolaan sebesar US$ 8 miliar, baru-baru ini telah memperlihatkan kinerjanya berada di bawah tekanan, meskipun telah mengalami kenaikan di tahun ini.

Pada bulan Juni, portofolio investasi unggulan Greenlight turun 1,1 persen%. Namun, masih meraih kenaikan bersih 7,4% year to date.

Pada April lalu, perusahaan hedge fund milik Einhorn itu dilaporkan juga menderita kehilangan US$ 9,7 juta di Market Vectors Gold Miner ETF. Sementara di Barrick Gold ia merugi US$ 31 juta. Jadi, total kerugian Greenlight sekitar US$ 40,7 juta.

Einhorn membentuk hedge fund emas Greenlight untuk menjalankan strategi investasi yang sama seperti investasi utama. Tetapi, Greenlight menawarkan pengelolaan investasi saham yang didukung oleh fisik emas.

Berdasarkan aturan yang berlaku, pengelolaan dana investasi emas minimal sebesar US$ 1 juta. Hingga Maret lalu, dana kelolaan emas dari 266 investor telah mencapai US$ 929 juta.  

Sumber Reuters mengatakan, investasi dana kelolaan emas mayoritas dipatok dalam dollar Amerika Serikat. Di tahun ini, investasi emas berdenominasi dollar telah mengalami kenaikan 7,1%. Sisanya adalah investasi di fisik emas, yang pada Juni lalu turun 11,8% dan 20% di sepanjang tahun ini.  

Pada Kamis pekan lalu, harga emas jatuh di bawah US$ 1.200 per troy ons untuk pertama kalinya dalam tiga tahun terakhir. Jatuhnya harga emas itu membukukan kerugian kuartalan terbesar, setidaknya dalam 45 tahun terakhir di tengah kekhawatiran Federal Reserve AS akan menghentikan kebijakan stimulus.

Menurut data Reuters, setelah pada Jumat lalu mengalami reli 2,3%, harga emas di kuartal kedua tahun ini masih melemah 23%, penurunan terbesar sejak tahun 1968.

Einhorn mengatakan, ia lebih suka berinvestasi di emas batangan dibandingkan penempatan emas yang diperdagangkan di bursa SPDR Gold ETF. Dengan cara ini investor bisa memiliki kontrol yang lebih baik atas investasinya dan menjaga harga emas pada saat penutupan perdagangan.

Pada tahun 2009, Einhorn mengatakan di acara tahunan Value Investing Congress, bahwa dirinya telah menyimpan emas sebagai aset lindung nilai untuk mengantisipasi kebijakan pemerintah AS yang tidak sehat.

"Jika kebijakan moneter dan fiskal tidak menentu, investor harus membeli emas fisik dan saham emas,” katanya saat itu.

"Emas tidak baik ketika kebijakan moneter dan fiskal sedang lesu dan tidak buruk ketika harganya masuk akal."

Greenlight bukan satu-satunya perusahaan hedge fund di industri bernilai US$ 2,2 triliun itu yang mengalami kerugian di bulan Juni lalu dari berinvestasi di emas.

Pada bulan April, investasi hedge fund emas yang dikelola miliuner John Paulson juga turun sekitar 27%, membawa penurunan year to date sebesar 47%.

Setelah itu, Paulson, yang merupakan investor emas terbesar, membatasi gerak investasi emasnya, karena khawatir terlalu banyak perhatian dari media.

Awal tahun ini, perusahaan hedge fund emas milik Paulson memiliki aset senilai US$ 700 juta. Paulson juga berinvestasi dalam penambang emas dan di bursa Gold ETF untuk meningkat kinerja perusahaan hedge fund-nya yang memiliki dana kelolaan sekitar US$ 5 miliar.

Editor: Dikky Setiawan