KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas Antam berdasarkan logammulia.com berada di angka Rp 925.000 per gram pada Selasa (10/8). Harga tersebut naik dari Rp 921.000 per gram di hari sebelumnya. Sementara itu, untuk emas spot di penutupan pasar Selasa (10/8) berada di angka US$ 1.728,9 per ons troi.

Presiden Komisioner HFX Internasional Berjangka Sutopo Widodo menilai emas masih memiliki prospek yang besar, mengingat beberapa sentimen dari luar yang dapat menguntungkan bagi emas.

“Saat Ekonomi mengalami pemulihan, pembelian terhadap emas juga akan mengalami pertumbuhan. Meski tidak sedrastis di masa ketidakpastian (awal pandemi). Menurut World Gold Council permintaan konsumen untuk logam mulia meningkat di seluruh Asean,” kata Sutopo.

Sutopo juga melihat kalau Covid-19 memiliki dampak signifikan dalam kepercayaan konsumen. Terutama untuk pasar yang telah menangani Covid-19 secara efektif, dinilai Sutopo akan membuat permintaan konsumen terhadap emas menjadi lebih kuat.

Baca Juga: Harga emas sudah turun 4,75% dalam sepekan hingga Rabu (11/8)

Saat ini, menurutnya data juga menunjukkan kalau cadangan emas global tumbuh, dengan bank sentral menambah kepemilikan emas. Di kuartal II/2021, bank sentral sudah membeli 199,9 ton emas.

Sepanjang paruh pertama 2021, bank sentral sudah membeli 333,2 ton emas. “Dewan Emas Dunia memperkirakan perbaikan berkelanjutan dalam elemen permintaan konsumen untuk sisa tahun ini,” ujar Sutopo.

Untuk saat ini menurutnya harga emas lokal berpengaruh dari faktor mata uang. Dengan rupiah yang stabil, diprediksi Sutopo harga emas tidak akan mengalami perubahan yang signifikan. 

Dengan harga emas Antam saat ini, hitungan Sutopo, harga support untuk emas dalam negeri berada di angka Rp 900.000 per gram, sedangkan resistance berada di angka Rp 950.000 per gram akan menjadi acuan dalam waktu dekat.

Hingga akhir tahun, pandangannya harga emas dalam negeri akan tetap ditransaksikan di bawah angka Rp 1 juta rupiah.

Selanjutnya: Harga emas siang ini di Pegadaian, Selasa 10 Agustus 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi