KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas Nasional (Aspermigas) mengakui perlambatan investasi di sektor hulu migas Indonesia turut berpengaruh pada kinerja bisnis perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang jasa penunjang sektor tersebut. Asal tahu saja, hingga semester pertama 2020 lalu, realisasi investasi hulu migas Indonesia baru mencapai US$ 4,74 miliar atau setara 34% dari target awal di tahun ini sebesar US$ 13,8 miliar. Ketua Umum Aspermigas John S. Karamoy mengatakan, seiring penurunan harga minyak dunia, Indonesia memilih untuk mengurangi impor minyak mentah dan produk-produk hasil kilang bahan bakar minyak (BBM). Sebaliknya, Indonesia lebih mengandalkan produksi dalam negeri dengan tetap mempertahankan aktivitas di sektor hulu migas maupun kilang minyak.
Investasi hulu migas melambat, perusahaan jasa penunjang migas terimbas
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas Nasional (Aspermigas) mengakui perlambatan investasi di sektor hulu migas Indonesia turut berpengaruh pada kinerja bisnis perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang jasa penunjang sektor tersebut. Asal tahu saja, hingga semester pertama 2020 lalu, realisasi investasi hulu migas Indonesia baru mencapai US$ 4,74 miliar atau setara 34% dari target awal di tahun ini sebesar US$ 13,8 miliar. Ketua Umum Aspermigas John S. Karamoy mengatakan, seiring penurunan harga minyak dunia, Indonesia memilih untuk mengurangi impor minyak mentah dan produk-produk hasil kilang bahan bakar minyak (BBM). Sebaliknya, Indonesia lebih mengandalkan produksi dalam negeri dengan tetap mempertahankan aktivitas di sektor hulu migas maupun kilang minyak.