Investasi Hulu Migas Naik pada Kuartal III 2023, Tapi Lifting Belum Terdongkrak



KONTAN.CO.ID-JAKARTA. SKK Migas mencatat realisasi investasi minyak dan gas bumi (migas) sampai dengan kuartal III 2023 meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Namun peningkatan investasi ini belum mampu mendongkrak produksi migas di Tanah Air. 

Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi D Suryodipuro menjelaskan, capaian investasi sampai dengan kuartal III 2023 adalah sebesar US$ 8,8 Miliar atau sebesar 114% dari capaian investasi periode yang sama tahun 2022 sebesar US$ 7,7 Miliar. 

Peningkatan investasi disebabkan lebih masifnya kegiatan eksplorasi dan eksploitasi dibanding tahun sebelumnya, yaitu pemboran eksplorasi, survey seismik 3D, pemboran pengembangan, workover, dan well service.


Baca Juga: SKK Migas Percaya Diri Tangkapan Besar Migas Akan Jadi Magnet Tarik Investor

Adapun realisasi lifting minyak sampai kuartal III 2023 sebesar 608,6 ribu BOPD atau 99,8% dari lifting periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 610,1 ribu BOPD. Kemudian lifting (salur) gas sebesar 5.345 MMSCFD hingga September 2023, atau 99,9% dari lifting (salur) gas periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 5.353 MMSCFD.

Hudi menjelaskan ada sejumlah persoalan yang menahan lifting migas di tahun ini sehingga belum bisa lebih baik dibandingkan tahun lalu. 

“Beberapa kendala operasional menjadi penyebab lebih rendahnya produksi/lifting,  antara lain karena belum beroperasinya Train 2, mundurnya onstream beberapa proyek seperti Lapangan YY, Train 3, MAC,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (19/10). 

Kemudian terjadinya unplanned shutdown di PT Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatra (PHE OSES), di PHE ONWJ, ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), Train-1 di BP Berau, serta beberapa kendala komersialisasi gas. 

Baca Juga: Mulai Beroperasi, Tangguh Train 3 Kirim Kargo LNG Perdana

Hudi menegaskan, pihaknya dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) berupaya mengkompensasi penurunan produksi tersebut dengan melakukan optimasi produksi dan masifnya kegiatan pemboran, workover dan well service, serta mempercepat penyelesaian proyek-proyek migas. 

“Sehingga production decline nasional dapat diturunkan menjadi 0,5% dari decline tahun sebelumnya yang berkisar 7%,” ungkapnya. 

 
 
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .