KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri petrokimia dalam negeri masih menghadapi pesaing berat dari produk impor. Tahun lalu Kementerian Perindustrian (Kemperin) mencatat jumlah impor produk petrokimia mencapai Rp 220 triliun atau sekitar 70% dari total impor bahan kimia di Tanah Air. Achmad Sigit Dwiwahjono, Direktur Jenderal Industri Kimia, Tekstil dan Aneka (IKTA) Kemprin , Senin (5/2) menyatakan, agar ketergantungan impor dapat berkurang, investasi sektor hulu harus didorong. Karena itulah pemerintah berupaya menarik investasi sektor hulu petrokimia. Tercatat saat ini kebutuhan produk petrokimia dalam negeri mencapai 5 juta ton per tahun. Dari jumlah tersebut, produksi dalam negeri hanya sebesar 1 juta ton per tahun. Sedangkan sisanya masih harus disuplai dari impor.
Investasi hulu petrokimia akan didorong
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri petrokimia dalam negeri masih menghadapi pesaing berat dari produk impor. Tahun lalu Kementerian Perindustrian (Kemperin) mencatat jumlah impor produk petrokimia mencapai Rp 220 triliun atau sekitar 70% dari total impor bahan kimia di Tanah Air. Achmad Sigit Dwiwahjono, Direktur Jenderal Industri Kimia, Tekstil dan Aneka (IKTA) Kemprin , Senin (5/2) menyatakan, agar ketergantungan impor dapat berkurang, investasi sektor hulu harus didorong. Karena itulah pemerintah berupaya menarik investasi sektor hulu petrokimia. Tercatat saat ini kebutuhan produk petrokimia dalam negeri mencapai 5 juta ton per tahun. Dari jumlah tersebut, produksi dalam negeri hanya sebesar 1 juta ton per tahun. Sedangkan sisanya masih harus disuplai dari impor.