JAKARTA. Industri asuransi jiwa gagal mengulangi pertumbuhan hasil investasi mengesankan pada semester pertama tahun ini. Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), hasil investasi industri sepanjang semester I 2012 mencapai Rp 6,9 triliun, hanya tumbuh tipis 2,4% dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 6,7 triliun. Sebenarnya, industri asuransi jiwa berhasil mendapatkan dana pengelolaan investasi yang cukup banyak pada periode itu, naik 22,9% menjadi Rp 208,2 triliun. Sayang, hal itu tidak mampu mendongkrak hasil investasi. Penyebabnya, pasar modal masih bergejolak. "Walhasil, pelaku industri lebih mengamankan portofolio investasi mereka," kata Hendrisman Rahim, Ketua AAJI akhir pekan lalu. Terbukti, dana investasi di portofolio yang rentan terimbas pasar modal, yakni saham menyusut tajam (lihat tabel). Hal ini mengingat, saat pasar pasar labil, harga saham juga berpotensi terkoreksi.
Investasi industri asuransi jiwa hanya naik 2,4%
JAKARTA. Industri asuransi jiwa gagal mengulangi pertumbuhan hasil investasi mengesankan pada semester pertama tahun ini. Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), hasil investasi industri sepanjang semester I 2012 mencapai Rp 6,9 triliun, hanya tumbuh tipis 2,4% dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 6,7 triliun. Sebenarnya, industri asuransi jiwa berhasil mendapatkan dana pengelolaan investasi yang cukup banyak pada periode itu, naik 22,9% menjadi Rp 208,2 triliun. Sayang, hal itu tidak mampu mendongkrak hasil investasi. Penyebabnya, pasar modal masih bergejolak. "Walhasil, pelaku industri lebih mengamankan portofolio investasi mereka," kata Hendrisman Rahim, Ketua AAJI akhir pekan lalu. Terbukti, dana investasi di portofolio yang rentan terimbas pasar modal, yakni saham menyusut tajam (lihat tabel). Hal ini mengingat, saat pasar pasar labil, harga saham juga berpotensi terkoreksi.