Investasi Industri Asuransi Jiwa Mencapai Rp 538,80 Triliun pada Semester I-2024



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat investasi industri asuransi jiwa naik pada Semester I-2024.

Kepala Departemen R&D AAJI Benny Hadiwibowo menyebut total investasi industri asuransi jiwa hingga semester I-2024 tercatat sebesar Rp 538,80 triliun. Nilai tersebut naik sebesar 6,01% dibandingkan semester I-2023 yang sebesar Rp 538,77 triliun.

Benny menjelaskan, dari total investasi tersebut, sebanyak Rp 194,60 triliun ditempatkan pada instrumen Surat Berharga Negara (SBN), yang menunjukkan bahwa industri asuransi jiwa senantiasa mendukung program-program pembangunan jangka panjang pemerintah.


Baca Juga: Pendapatan Premi Industri Asuransi Jiwa Tumbuh 2,6% pada Semester I-2024

"Tapi total investasi industri asuransi jiwa pada semester I-2024 memang tidak mengalami perubahan signifikan dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu. Stabilitas ini mencerminkan daya tahan industri di tengah dinamika pasar dan fluktuasi ekonomi global," kata Benny saat konferensi pers, di Kantor Pusat AAJI, Jakarta, Rabu (28/8). 

Selain itu, dia mengatakan bahwa industri asuransi jiwa juga berperan dalam menjaga stabilitas pasar modal Indonesia melalui penempatan investasi dalam bentuk saham sebesar Rp 140,69 triliun, sukuk korporasi sebesar Rp 46,62 triliun, dan reksadana sebesar Rp 73,10 triliun.

"Kami mencatat adanya penurunan hasil investasi yang dipengaruhi oleh volatilitas pasar saham, terutama penurunan IHSG. Meskipun demikian, kami tetap berkomitmen mengelola portofolio investasi kami dengan hati-hati dan menerapkan strategi yang efektif untuk memitigasi risiko,” ucap Benny.

Baca Juga: AAJI: Klaim Asuransi Kesehatan Perorangan Capai Rp 7,62 Triliun di Semester I-2024

Benny menambahkan, kondisi ekonomi global dan domestik yang tidak menentu juga berkontribusi pada ketidakstabilan pasar dan berdampak pada hasil investasi.

Dia menilai bahwa penurunan hasil investasi ini dapat mempengaruhi kepercayaan, dan pihaknya ingin memastikan adanya transparan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja AAJI. Benny bilang, penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang signifikan adalah salah satu penyebab utama penurunan hasil investasi kami pada Semester I-2024.

"Namun, kami tetap berkomitmen mengelola portofolio kami dengan bijaksana dan menjaga kepentingan nasabah sebagai prioritas utama,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi