JAKARTA. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Gita Wirjawan mengatakan, pada kuartal II akan ada risiko inflasi yang bisa menghambat investasi. Meski demikian, Gita menilai, tren investasi tetap naik dari tahun sebelumnya. “Memang ada tantangan, tetapi sudah banyak yang akan komitmen dan tinggal direalisasikan,” ujar Gita di Jakarta, Senin (23/4). Selain itu, Gita menilai, sikap Standard and Poor (S&P) yang enggan menaikkan peringkat layak investasi Indonesia menjadi investment grade tidak membuat pemerintah Indonesia risau. Menurutnya, sikap S&P maupun lembaga pemeringkat lain seperti Fitch dan Moody’s tetap memberikan sinyal positif bagi perkembangan investasi di Indonesia. “Saya tidak khawatir. Dengan investasi yang positif di kuartal I akan mempengaruhi penilaian mereka (lembaga pemeringkat),” ujar Gita.
Ia menambahkan, tidak ada alasan bagi Indonesia tidak mendapatkan posisi single A dalam tiga atau empat tahun mendatang. Menurut Gita, investasi kuartal I tahun yang naik signifikan sebesar 32,8% akan menjadi salah satu penopang utama pertumbuhan ekonomi Indonesia. Walaupun ada ancaman inflasi, pemerintah menurut Gita sudah mempersiapkan banyak cara untuk meredamnya. Selain itu, inflasi diprediksi bisa diredam dengan kenaikan ekspor dari investor asal Asia. Di sektor infrastruktur misalnya, Gita bilang, pemerintah menggenjot pembangunan infrastruktur termasuk sektor transportasi juga. “Walau banyak tantangan, potensi investasi kuartal II bisa diantisipasi akan naik dari tahun 2011 atau dari tahun 2010,” ujarnya.