Investasi manufaktur di triwulan I 2020 tumbuh, ini penjelasan Kadin



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) merilis total penanaman modal sektor manufaktur dalam periode kuartal I 2020 menyentuh angka Rp 64 triliun atau naik 44,79% year on year (yoy). Porsi nilai investasi industri manufaktur sekitar 30,37% terhadap total investasi keseluruhan sektor yang sebesar Rp 210,7 triliun.

Masih mengutip data Kemenperin, investasi PMDN di sektor industri pengolahan di sepanjang triwulan I 2020 senilai Rp 19,8 triliun atau naik 22,9% yoy. PMDN didominasi sektor industri makanan dengan nilai sebesar Rp 6,2 triliun, diikuti industri barang galian bukan logam senilai Rp 2,6 triliun dan industri logam dasar Rp 1,9 triliun. 

Baca Juga: Pemerintah Rilis Rambu-Rambu New Normal, Pengusaha Masih Ragu


Sedangkan untuk PMA sektor industri pengolahan di tiga bulan pertama tahun ini paling banyak dicatatkan dari sektor industri logam dasar senilai US$ 1,5 miliar, kemudian industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia US$ 543,6 juta, dan industri makanan US$ 287,5 miliar. 

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN Indonesia) Bidang Hubungan Internasional Shinta Kamdani mengutip   data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sektor yang pertumbuhannya paling besar adalah industri logam dasar. 

"Ini sebagai efek dari kebijakan larangan ekspor raw materials atas logam mentah seperti nikel. Sektor ini paling besar peningkatannya untuk kategori manufaktur pada investasi PMA," jelasnya kepada Kontan.co.id, Rabu (3/6). 

Baca Juga: Jakarta bersiap untuk new normal, ini kekhawatiran para pengusaha di DKI

Shinta menjelaskan lebih lanjut untuk investasi PMDN, sektor manufaktur yg paling besar investasinya dari Januari-Maret 2020  adalah industri makanan minuman.Namun Shinta menyayangkan, peningkatan investasi di sektor mamin masih jauh di bawah sektor non-manufaktur seperti transportasi, pergudangan, telco, konstruksi, perkebunan & pertanian.

Shinta tidak memerinci alasan mengapa investasi di sektor mamin di bawah sektor non-manufaktur, tapi yang pasti di sepanjang tahun ini Shinta memproyeksikan investasi manufaktur di 2020 kemungkinan besar akan tetap rendah karena permintaan produk manufaktur tahun ini belum cukup baik untuk mendorong investasi. Di sisi lain pandemi Corona juga memberikan efek signifikan ke minat investasi di tanah air. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .