JAKARTA. Kepala Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) Raden Priyono memastikan investasi pengembangan blok Masela lebih murah US$ 2 miliar sampai US$ 3 miliar dibandingkan estimasi awal US$19,7 miliar."Karena patokan harga minyak saat POD diajukan lebih tinggi dibandingkan harga saat ini, maka investasinya turun sekitar US$ 2 miliar sampai US$ 3 miliar," kata Priyono, Kamis (3/9).Priyono menjelaskan, turunnya harga minyak tersebut berdampak pada turunnya harga baja yang digunakan untuk membangun fasilitas produksi Masela."Semuanya kan menggunakan baja, di sumur, perpipaannya, sampai kilang. Bisa turun US$ 2 miliar sampai US$ 3 miliar itu besar lho," katanya.Menurut Priyono, pemerintah memutuskan untuk menyetujui pengembangan produksi 4,5 juta ton terlebih dulu dengan alasan mengejar target produksi 2016. Sementara, pengembangan 4,5 juta ton berikutnya bisa dilakukan Inpex Masela Ltd dengan skema kilang terapung juga.Blok Masela diperkirakan memiliki cadangan gas sebanyak 12 triliun kaki kubik (TCF) sampai 13 TCF dan dapat dikembangkan sampai 30 tahun. Untuk pengembangan tahap awal, Menteri ESDM sudah menyetujui POD untuk memproduksi 4,5 juta ton gas alam cair (LNG) per tahun mulai 2016. Untuk kilang, Pemerintah menargetkan pembangunan kilang terapung Masela selesai pada 2013 akhir atau awal 2014.Perusahaan minyak dan gas asal Jepang, Inpex Corporation ditetapkan sebagai operator blok gas yang kontrak kerjasamanya dengan Pemerintah diteken pada 16 November 1998.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Investasi Masela Lebih Murah US$ 2 miliar-US$ 3 miliar
JAKARTA. Kepala Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) Raden Priyono memastikan investasi pengembangan blok Masela lebih murah US$ 2 miliar sampai US$ 3 miliar dibandingkan estimasi awal US$19,7 miliar."Karena patokan harga minyak saat POD diajukan lebih tinggi dibandingkan harga saat ini, maka investasinya turun sekitar US$ 2 miliar sampai US$ 3 miliar," kata Priyono, Kamis (3/9).Priyono menjelaskan, turunnya harga minyak tersebut berdampak pada turunnya harga baja yang digunakan untuk membangun fasilitas produksi Masela."Semuanya kan menggunakan baja, di sumur, perpipaannya, sampai kilang. Bisa turun US$ 2 miliar sampai US$ 3 miliar itu besar lho," katanya.Menurut Priyono, pemerintah memutuskan untuk menyetujui pengembangan produksi 4,5 juta ton terlebih dulu dengan alasan mengejar target produksi 2016. Sementara, pengembangan 4,5 juta ton berikutnya bisa dilakukan Inpex Masela Ltd dengan skema kilang terapung juga.Blok Masela diperkirakan memiliki cadangan gas sebanyak 12 triliun kaki kubik (TCF) sampai 13 TCF dan dapat dikembangkan sampai 30 tahun. Untuk pengembangan tahap awal, Menteri ESDM sudah menyetujui POD untuk memproduksi 4,5 juta ton gas alam cair (LNG) per tahun mulai 2016. Untuk kilang, Pemerintah menargetkan pembangunan kilang terapung Masela selesai pada 2013 akhir atau awal 2014.Perusahaan minyak dan gas asal Jepang, Inpex Corporation ditetapkan sebagai operator blok gas yang kontrak kerjasamanya dengan Pemerintah diteken pada 16 November 1998.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News