Investasi Migas Global Seret, Pemerintah Siap Jaring Pelaku Usaha



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dampak Pandemi Covid-19 pada sektor hulu migas masih terasa. Ini tercermin dari investasi global yang belum sepenuhnya pulih.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menjelaskan, pada saat harga minyak tinggi umumnya investasi juga akan meningkat. Kendati demikian, kondisi itu belum sepenuhnya terjadi pada saat ini.

"Masih banyak yang wait & see, orang masih melihat kenaikan harga minyak ini seberapa panjang," terang Dwi dalam Konferensi Pers Kinerja Hulu Migas Semester I 2022, Jumat (15/7).


Baca Juga: SKK Migas: Nasib Pencarian Mitra Pengganti Masela dan IDD Ditentukan Tahun Ini

Dwi melanjutkan, kenaikan harga minyak saat ini bagi perusahaan minyak dunia diperkirakan akibat kondisi jangka pendek. 

Selain itu, para investor global pun juga mulai membagi investasi ke sektor Energi Baru terbarukan (EBT). Ini membuat investasi migas secara global belum meningkat.

Dwi mengungkapkan, di tengah kondisi tersebut, investasi di Indonesia diharapkan dapat mencapai hasil yang lebih baik. Adapun, hingga semester I 2022 investasi hulu migas mencapai US$ 4,8 miliar atau setara 36,4% dari target tahun ini sebesar US$ 13,2 miliar.

Baca Juga: SKK Migas Memproyeksikan Penurunan Produksi Minyak, Ini Sebabnya

Dwi menjelaskan, demi menjaring investasi pihaknya berupaya melakukan berbagai perbaikan. "Saat ini pemerintah fight dan melakukan transformasi betul untuk memberikan berbagai upaya perbaikan iklim investasi," kata Dwi.

Sejumlah upaya itu meliputi percepatan perizinan hingga pemberian insentif untuk menjaga keekonomian proyek migas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .