KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Instrumen berbasis obligasi masih menarik sebagai sarana investasi di era suku bunga rendah. Potensi return yang ditawarkan masih mampu bersaing dengan instrumen lain. Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Ahmad Mikail menilai, investor ritel cenderung sensitif terhadap risiko imbal hasil dan harga. Maka itu, ketika tren penurunan imbal hasil SUN terjadi satu tahun terakhir, ada kecemasan investor ritel meninggalkan pasar obligasi. Ini bisa terlihat dari kepemilikan investor ritel di SBN yang menurun dalam beberapa bulan terakhir. Mengutip data Ditjen Pembiayaan Pengelolan dan Risiko Kemkeu, pada Januari lalu, kepemilikan investor ritel di SBN mencapai Rp 56,42 triliun. Angka ini lebih rendah dibanding kepemilikan investor ritel per akhir Desember 2017, yakni Rp 59,84 triliun.
Investasi obligasi masih tetap seksi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Instrumen berbasis obligasi masih menarik sebagai sarana investasi di era suku bunga rendah. Potensi return yang ditawarkan masih mampu bersaing dengan instrumen lain. Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Ahmad Mikail menilai, investor ritel cenderung sensitif terhadap risiko imbal hasil dan harga. Maka itu, ketika tren penurunan imbal hasil SUN terjadi satu tahun terakhir, ada kecemasan investor ritel meninggalkan pasar obligasi. Ini bisa terlihat dari kepemilikan investor ritel di SBN yang menurun dalam beberapa bulan terakhir. Mengutip data Ditjen Pembiayaan Pengelolan dan Risiko Kemkeu, pada Januari lalu, kepemilikan investor ritel di SBN mencapai Rp 56,42 triliun. Angka ini lebih rendah dibanding kepemilikan investor ritel per akhir Desember 2017, yakni Rp 59,84 triliun.