Investasi pabrik ponsel capai US$ 300 juta



JAKARTA. Sejumlah produsen telepon seluler (ponsel) menunjukkan minat tinggi mendirikan pabrik perakitan di Indonesia. Nilai investasi dari sejumlah produsen ponsel tersebut diperkirakan mencapai US$ 300 juta.

Ignatius Warsito, Direktur Industri Elektronika dan Telematika Kementerian Perindustrian (Kemprin), bilang Importir Terdaftar (IT) yang telah mengoperasikan pabrik baru hingga akhir Juni adalah Samsung. Produsen ponsel asal Korea Selatan ini telah membangun pabrik di Cikarang, Jawa Barat dengan nilai investasi US$ 20 juta – US$ 23 juta. Kapasitas produksinya adalah 1 juta - 1,5 juta unit per bulan dan diresmikan oleh Menteri Perindustrian Saleh Husin pada 16 Mei 2015.

Adapun pabrik lain yang sudah beroperasi adalah pabrik perakitan ponsel Lenovo, Xiaomi, ASUS di Batam. Ketiganya menggandeng PT Sat Nusapersada Tbk (PTSN). Pabrik baru ini telah beroperasi sejak bulan Juni lalu dan memiliki kapasitas produksi 30 ribu unit pertahun. “Nilai investasinya sekitar US$ 30 juta dan itu dibagi diantara mereka beban investasinya. Pabriknya belum diremsikan oleh Menteri Perindustrian, tapi secara operasional pabriknya sudah jadi dan mulai berproduksi,” jelas Ignatius pada KONTAN, Kamis (30/7).


Menurut Ignatius, nilai investasi dari seluruh pabrikan ponsel tahun ini mencapai US$ 300 juta. Tingginya investasi ini karena memang diwajibkan oleh aturan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 38/M-DAG/8/2013 tentang Ketentuan Impor Ponsel, Handheld, dan Tablet, Importir Terdaftar (IT) ponsel wajib mendirikan pabrik perakitan ponsel di Indonesia. "Kewajiban tersebut harus mereka lakukan paling lambat Februari 2016," pungkas Ignatius.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto