KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa hari yang lalu, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengabarkan bahwa perusahaan petrokimia asal Korea Selatan, Lotte Chemical Titan akan melakukan peletakan batu pertama (ground breaking) pembangunan pabrik yang memproduksi nafta cracker pada akhir tahun 2018. Dengan nilai investasi yang rencananya mencapai US$ 3,5 miliar, pabrik ini diharapkan dapat mendukung pengurangan impor produk petrokimia hingga 60%. "Kita memang masih kekurangan nafta cracker selaku bahan baku petrokimia, sehingga masih impor. Tetapi setelah ini produksi, bisa disubstitusi. Bahkan, pabrik ini juga akan menghasilkan ethylene, propylene dan produk turunan lainnya. Jadi, kita tidak akan impor lagi," kata Dirjen Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka (IKTA) Achmad Sigit Dwiwahjono dalam keterangan pers yang diperoleh Kontan.co.id (20/5). Hal itu disampaikannya usai mendampingi Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada pertemuan dengan Vice Chairman of Lotte Group Huh Soo Young beserta delegasinya di Kementerian Perindustrian. Proyek Lotte ini sejalan dengan upaya Pemerintah Indonesia yang tengah memprioritaskan akselerasi pertumbuhan industri petrokimia karena memenuhi kebutuhan produksi di banyak sektor hilir.
Investasi petrokimia banyak masuk, Kemperin optimistis impor dapat berkurang
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa hari yang lalu, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengabarkan bahwa perusahaan petrokimia asal Korea Selatan, Lotte Chemical Titan akan melakukan peletakan batu pertama (ground breaking) pembangunan pabrik yang memproduksi nafta cracker pada akhir tahun 2018. Dengan nilai investasi yang rencananya mencapai US$ 3,5 miliar, pabrik ini diharapkan dapat mendukung pengurangan impor produk petrokimia hingga 60%. "Kita memang masih kekurangan nafta cracker selaku bahan baku petrokimia, sehingga masih impor. Tetapi setelah ini produksi, bisa disubstitusi. Bahkan, pabrik ini juga akan menghasilkan ethylene, propylene dan produk turunan lainnya. Jadi, kita tidak akan impor lagi," kata Dirjen Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka (IKTA) Achmad Sigit Dwiwahjono dalam keterangan pers yang diperoleh Kontan.co.id (20/5). Hal itu disampaikannya usai mendampingi Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada pertemuan dengan Vice Chairman of Lotte Group Huh Soo Young beserta delegasinya di Kementerian Perindustrian. Proyek Lotte ini sejalan dengan upaya Pemerintah Indonesia yang tengah memprioritaskan akselerasi pertumbuhan industri petrokimia karena memenuhi kebutuhan produksi di banyak sektor hilir.