Investasi proyek tol IATA membengkak



JAKARTA. Nilai investasi pembangunan proyek jalan tol PT Indonesia Transport & Infrastructure Tbk (IATA) membengkak. Anak usaha grup MNC ini akan membangun tol Ciawi-Sukabumi. Pembangunan tol tersebut terdiri dari empat tahap. Rinciannya, seksi I yaitu Ciawi-Cigombong dengan panjang 15 km, seksi II Cigombong-Cibadak sepanjang 12 km, seksi III Cibadak-Sukabumi Barat sepanjang 14 km, dan seksi IV Sukabumi Barat-Sukabumi Timur dengan panjang 13 km.

Direktur Utama IATA, Syafril Nasution, mengungkapkan, biaya investasi pembangunan tahap I membengkak menjadi Rp 2 triliun. Nilai tersebut naik 33,33% dari rencana sebelumnya Rp 1,5 triliun. Secara nilai seluruh proyek tersebut Rp 7,8 triliun.

Sayang, Syafril enggan mengungkapkan penyebab kenaikan biaya pembangunan jalan tol itu. Dia hanya bilang, target konstruksi jalan tol tersebut pun mundur. Sebelumnya, IATA menargetkan pembangunan bisa dimulai di Oktober. Namun ternyata, pembangunan tersebut diperkirakan baru akan berjalan di Desember.


Pasalnya, IATA masih dalam tahap pemilihan atau beauty contest para kontraktor. Syafril bilang, ada 10 pihak yang mengajukan diri untuk mengerjakan proyek tersebut. Ini antara lain PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), dan lain-lain.

"Sekarang masih tahap prakualifikasi dan diharapkan tiga minggu bisa diketahui hasilnya," ujar Syafril. Ruas ini dikerjakan oleh anak usaha IATA yakni PT Trans Jabar Tol. Sekedar menyegarkan ini adalah perusahaan yang dibeli MNC dari PT Bakrie Toll Road.

Sementara konsensi jalan tol Ciawi-Sukabumi merupakan proyek ketiga yang dimiliki MNC Group. Konsesi pertama adalah jalan tol Kanci-Pejagan yang beroperasi sejak 2010. Kedua, jalan tol Pejagan-Pemalang yang proses konstruksinya baru dimulai oleh PT Waskita Karya Tbk (WSKT) dengan opsi dibeli kembali. Sedangkan ruas jalan tol keempat, Pasuruan-Probolinggo baru di tahun depan.

Pada penutupan bursa Jumat (5/9), harga IATA turun 1,09% di Rp 91 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie