Investasi saham semakin menarik



JAKARTA. Seperti sudah diprediksi, bank sentral Amerika Serikat (AS) masih mempertahankan Fed funds rate. Di saat yang sama, Bank Indonesia (BI) memangkas BI 7-day reverse repo rate dari 5,25% jadi 5%.

Di tengah kondisi ini, strategi investasi bagaimana yang bisa diterapkan investor? Menurut perencana keuangan Finansia Consulting Eko Endarto, saat ini merupakan kesempatan bagi investor jangka panjang mendapatkan keuntungan tinggi. "Produk jangka panjang akan naik keuntungannya," ujar Eko.

Eko bilang, strategi investasi jangka panjang bisa diterapkan investor usia muda di bawah 30 tahun. Investor ini bisa menempatkan mayoritas portofolio investasi, yakni sekitar 75%, di saham atau reksadana saham. "Saran saya di atas tiga tahun untuk spekulasi dan di atas lima tahun untuk investasi," ujar Eko.


Dia optimistis pasar saham bullish tahun ini. Penopangnya, suku bunga kredit yang menuju single digit, pembangunan infrastruktur serta pelaksanaan amnesti pajak. Direktur Bahana TCW Investment Soni Wibowo juga meyakini saham berpotensi membagi imbal hasil tinggi.

Ia menyarankan investor menempatkan mayoritas portofolio pada saham, yakni sekitar 96%. Porsi sama juga bisa ditempatkan pada obligasi dengan durasi jangka panjang. "Outlook kami masih sama, overweight di equity dan bond," ujar Soni.

Instrumen lain, seperti pasar uang, emas dan properti masih underweight. Vice President Henan Putihrai Asset Management Reza Fahmi Riawan mengatakan, investor bisa masuk ke saham secara perlahan.

Ditundanya kenaikan Fed funds rate serta hasil amnesti pajak yang menggembirakan membuat iklim investasi akan cerah beberapa waktu ke depan. "Penurunan BI 7-day RR rate juga akan mendorong pertumbuhan ekonomi," ujar Reza.

Sebagai alternatif, perencana keuangan Fahima Advisory Dida Nurhaida menyebut investor bisa menaruh sekitar 25% dana pada sukuk. Penurunan BI 7-day RR rate membuat prospek instrumen tersebut menarik. "Sisanya bisa 25% pada logam mulia, sekitar 30% pada saham dan sisanya tabungan," ujar Dida.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto