Investasi sektor migas terus melorot



JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, realisasi investasi pada sektor minyak dan gas (migas) pada semester I-2017 hanya sebesar US$ 4,8 miliar. Pencapaian ini menurun dibandingkan investasi pada periode yang sama tahun 2016 lalu, yang mencapai US$ 5,65 miliar.

Kalau kita menengok ke belakang, realisasi investasi migas pada tahun 2009 memang rendah. Tapi mulai naik pada tahun 2014 dan kemudian langsung turun. Saat itu harga minyak di bawah US$ 50 per barel.

Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar menyebutkan, secara global investasi sektor energi memang mengalami penurunan hingga 12%. Sementara khusus di sektor migas, secara global melorot hingga 26%.


Selain efek harga minyak, Arcandra bilang, perusahaan migas yang beroperasi di Indonesia juga melakukan efisiensi. Kendati begitu, produksi minyak di Indonesia masih tetap di sekitar angka 802.000 barel per hari atau barel oil per day (bopd), dari target pada tahun 2017 yang sebesar 815.000 barel per hari.

Arcandra mengatakan, penurunan itu bukan karena penerapan pola bagi hasil gross split. "Aturan gross split ada awal tahun ini. Coba lihat lelang migas tahun lalu, peminatnya hanya satu," tegas dia di kantor Kementerian ESDM pada Selasa (8/8).

Demi mempercepat realisasi proyek migas, Arcandra memerintahkan jajarannya agar bisa mempermudah segala macam perizinan. Ia meminta, jika ada dokumen menumpuk segera dikerjakan. "Kalau bisa clean di meja kita. Para investor itu tidak mau proyek mereka delay. Apalagi jika delay sampai setahun," imbuh Arcandra.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Ego Syahrial mengungkapkan, tadinya pemerintah berharap pada proyek The Indonesian Deepwater Development Chevron, Masela, dan Train III Tangguh bisa mengangkat investasi migas di semester I-2017. Tapi hal itu bak pungguk merindukan bulan.

Nah, di semester II-2017, Syahrial yakin proyek Indonesia Deepwater Development Chevron dan Lapangan Jangkrik bisa menyumbang investasi tahun ini. Ia menghitung, Indonesia Deepwater Development terdiri dari tiga bagian.

Yang pertama sudah berpruduksi alias onstream hingga 100.000 barel perhari. Jadi tinggal menggarap proyek Gendalo dan Gehem. "Itu maksud kami membantu mempercepat proses. Okelah enggak bisa mendapatkan sekarang, tapi tahun depan bisa revisi plan of development (POD)," jelas Ego.

Wakil Kepala SKK Migas Sukandar menambahkan, selain kedua proyek itu, ada juga proyek Train III Tangguh yang akan menyumbang investasi tahun ini. "Sekarang sedang dalam land preparation, struktur sedang dikerjakan di Batam," ungkap dia.

Sukandar berharap, investasi Pertamina di Blok Mahakam bisa menambah investasi sektor migas pada semester II. Sementara itu, investasi sektor hilir migas dari proyek kilang dan pipa gas.

Ego menaksir, investasi migas tahun ini tidak sampai US$ 22 miliar, tapi hanya bisa US$ 12 miliar. "Dulu target sangat optimitis," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini