Investasi Sektor Minerba Tahun Berjalan 2023 sudah Lampaui Realisasi 2022



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investasi di sektor mineral dan batubara (minerba) melesat di tahun berjalan 2023. Belum genap setahun, realisasi investasi di sektor ini sudah melampaui  realisasi investasi setahun penuh pada 2022, 2021, dan 2020.

Data Minerba One Map Indonesia (MODI) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menunjukkan, realisasi investasi sektor minerba sudah mencapai US$ 6,22 miliar pada Kamis (7/12). Sebagai pembanding, realisasi investasi sektor minerba tahun 2022 mencapai US$ 5,75 miliar dan mencapai US$ 4,52 miliar di tahun 2021 serta sebesar US$ 4,24 miliar di tahun 2020.

Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agus Cahyono Adi mengatakan, realisasi investasi minerba di tahun berjalan 2023 terdiri atas belanja modal para perusahaan pemegang Kontrak Karya (KK), Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B), dan Izin Usaha Pertambangan (IUP) untuk sejumlah hal.


Baca Juga: Produksi Batubara Nasional Tahun Ini Lampaui Target

“Investasi minerba (terdiri atas) Investasi perusahaan KK, PKP2B, IUP yang merupakan belanja modal mempunyai nilai manfaat lebih dari satu tahun meliputi 10 komponen (Bangunan, Prasarana, Mesin, Peralatan, Kapal, Kendaraan, Perabotan, Eksplorasi, Aktiva Tidak Berwujud a.l pengadaan tanah, dan IUJP) termasuk investasi proyek smelter yang terintegrasi dengan IUP-nya,” terang Agus kepada Kontan.co.id, Kamis (7/12).

Plh Direktur Eksekutif Indonesia Mining Association (IMA), Djoko Widajatno, menduga bahwa kenaikan investasi sektor minerba didorong oleh sejumlah investasi pembangunan smelter nikel dan tembaga.

Dugaan itu berdasarkan data statistik smelter Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves) Tahun 2023. Sedikit menukil data tersebut, terdapat 31 proyek smelter nikel, 2 smelter tembaga, 6 smelter besi (Fe), 8 smelter aluminium, dan 1 smelter seng (zinc) yang sedang berada dalam tahap konstruksi di tahun 2023.

“(Pertumbuhan investasi minerba) Didorong oleh investasi pembangunan smelter nikel dan coopers,” ujar Djoko saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (7/12).

Sementara itu, Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia mengatakan, perusahaan tambang batubara lebih banyak berinvestasi pada segmen non tambang batubara pada tahun 2023.

“Beberapa perusahaan besar kan juga sudah mulai diversifikasi termasuk ke energi terbarukan, ada juga yang ke nikel,” tuturnya saat dihubungi Kontan.co.id (7/12).

“Tapi untuk mengetahui besarannya apa ada peningkatan itu yang tahu pemerintah,” imbuhnya lagi.

Menurut catatan Kontan.co.id, sejumlah pemain besar sektor minerba memang masih rajin merealisasikan belanja modal tahun ini. Sebagai contoh, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) Emiten batubara milik taipan Garibaldi Thohir ini menggelontorkan capex senilai US$ 473 juta hingga September 2023. Meningkat sekitar 71% dibandingkan capex yang diserap ADRO sebanyak US$ 277 juta pada periode yang sama tahun lalu.

Baca Juga: Lampaui Target, Produksi Batubara Nasional Sudah Tembus 700 Juta Ton

Sebagian besar dana tersebut dipakai untuk pembelian dan penggantian alat berat dan kapal, investasi awal pada smelter aluminium dan fasilitas pendukungnya, dan investasi pada infrastruktur. 

Sementara itu, anak usahanya, PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR),  membelanjakan capex sebesar US$ 95,7 juta. Capex ADMR sampai dengan kuartal III-2023 itu terutama dipakai untuk kebutuhan proyek-proyek infrastruktur di PT Maruwai Coal (MC) dan konstruksi smelter aluminium di bawah PT Kalimantan Aluminium Industry (KAI).

Kemudian, ada pula misalnya PT Golden Energy Mines Tbk yang sudah membelanjakan anggaran capex hingga US$ 17 juta di sepanjang Januari-September 2023 untuk proyek infrastruktur jalan tambang alias hauling road, dan fasilitas pendukung di pelabuhan.

Emiten berkode saham tersebut menganggarkan capex US$ 33 juta untuk tahun buku 2023.

“(Belanja capex di kuartal IV) Terutama untuk hauling road Dan fasilitas pendukung port Bunati di Kalsel,” ujar Sudin kepada Kontan.co.id (7/12).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi