JAKARTA. Minat investor untuk menanamkan modalnya di sektor properti di tahun depan diperkirakan akan menurun karena pasar penjualan di sektor ini masih melanjutkan tren perlambatan. Beberapa sebab pasar properti melambat tahun depan adalah pasar yang relatif jenuh, perekonomian yang belum menunjukkan sinyal positif, harga BBM yang naik serta suku bunga yang masih tinggi. Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), nilai investasi di sektor properti di kuartal ketiga tahun 2014 mencapai US$ 402,5 juta dengan 91 jumlah proyek investasi. Dengan capaian ini, memang terjadi kenaikan yang cukup signifikan, jika dibandingkan kuartal ketiga tahun 2013 yang mencapai US$124.8 juta dengan 65 jumlah proyek. Namun, kalau dilihat dari kelompok sektor industri, realisasi investasi di sektor tersier mencapai Rp 125,8 triliun atau tumbuh 36.7% di sepanjang Januari-September 2014. Capaian ini menunjukkan pergerakan yang lambat karena realisasi investasi di sektor tersier di tahun 2013 mencapai Rp 110,8 triliun atau tumbuh 27.8%.
Investasi sektor properti di 2015 akan melambat
JAKARTA. Minat investor untuk menanamkan modalnya di sektor properti di tahun depan diperkirakan akan menurun karena pasar penjualan di sektor ini masih melanjutkan tren perlambatan. Beberapa sebab pasar properti melambat tahun depan adalah pasar yang relatif jenuh, perekonomian yang belum menunjukkan sinyal positif, harga BBM yang naik serta suku bunga yang masih tinggi. Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), nilai investasi di sektor properti di kuartal ketiga tahun 2014 mencapai US$ 402,5 juta dengan 91 jumlah proyek investasi. Dengan capaian ini, memang terjadi kenaikan yang cukup signifikan, jika dibandingkan kuartal ketiga tahun 2013 yang mencapai US$124.8 juta dengan 65 jumlah proyek. Namun, kalau dilihat dari kelompok sektor industri, realisasi investasi di sektor tersier mencapai Rp 125,8 triliun atau tumbuh 36.7% di sepanjang Januari-September 2014. Capaian ini menunjukkan pergerakan yang lambat karena realisasi investasi di sektor tersier di tahun 2013 mencapai Rp 110,8 triliun atau tumbuh 27.8%.