Investasi sepekan: Menanti langkah Trump



Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan sebesar 0,84% menjadi 5.254 pada perdagangan Jumat (20/1). Dalam sepekan indeks terpantau melemah 0,34% dari perdagangan jumat pekan lalu (13/1) di level 5.272. Menurut Analis Binaartha Securities, Reza Priyambada, pelemahan indeks hari ini masih disebabkan sentimen global, menunggu arah kebijakan Donald Trump yang diumumkan. Berikut pergerakan IHSG selama sepekan:

Senin (16/1),  IHSG dibuka positif di awal pekan. Data RTI menunjukkan, pada pukul 09.14 WIB, indeks naik 0,18% menjadi 5.281,73. Volume transaksi perdagangan pagi ini melibatkan 1,349 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 566,262 miliar.

Sesi I, IHSG bertahan di zona hijau hingga akhir perdagangan sesi ini. Data yang dihimpun RTI menunjukkan, pada pukul 12.00 WIB, indeks tercatat naik 0,08% menjadi 5.277,45. Jumlah saham yang naik sebanyak 128 saham. Sementara itu, jumlah saham yang tertekan sebanyak 132 saham dan 100 saham lainnya tak berubah posisi. Volume transaksi perdagangan siang ini melibatkan 5,015 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 2,361 triliun.


Sesi II, IHSG terus melanjutkan tren pelemahannya pekan lalu. Mengacu data RTI, indeks ditutup terkoreksi 0,06% atau 2,972 poin ke level 5.270,011. Tercatat 153 saham bergerak turun, 136 saham bergerak naik, dan 116 saham stagnan. Volume perdagangan 9,42 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 5,04 triliun. Investor asing masih melakukan aksi lepas saham. Di pasar reguler, net sell asing Rp 193,123 miliar dan Rp 184,464 miliar untuk keseluruhan perdagangan.

Selasa (17/1), IHSG rebound mengawali perdagangan. Data RTI menunjukkan indeks dibuka naik 0,12% ke level 5.276,49 pukul 09.09 WIB. Ada 104 saham bergerak naik, 50 saham bergerak turun, dan 91 saham stagnan. Volume perdagangan 1,05 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 332,2 miliar. Kembali, investor asing masih memilih untuk melepas saham. Saat ini, net sell asing sekitar Rp 2,767 miliar.

Sesi I, HSG masih melaju di zona hijau. Mengacu data RTI, indeks berakhir naik 0,22% atau 11,548 poin ke level 5.281,559. Volume perdagangan sesi  ini mencapai 6,19 miliar lot saham dengan nilai transaksi Rp 2,38 triliun. Meski demikian, investor asing masih getol melakukan aksi jual. Di pasar reguler, net sell asing Rp 45,226 miliar dan Rp 58,552 miliar keseluruhan perdagangan.

Sesi II, dibuka di zona merah, ditransaksikan positif di sepanjang sesi I hingga akhirnya ditutup di zona merah lagi. Itulah gambaran pergerakan IHSG hari ini. Data yang dihimpun RTI menunjukkan, pada pukul 16.00 WIB, indeks mencatatkan penurunan 0,06% menjadi 5,266,93. Volume transaksi perdagangan sore ini melibatkan 10,702 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 4,632 triliun.  Sementara itu, investor asing mencatatkan net sell dengan nilai Rp 115,3 miliar di seluruh market dan Rp 74,1 miliar di pasar reguler.

Rabu (18/1) IHSG menguat 13,09 poin atau 0,25 persen menjadi 5.280,03 poin pada awal perdagangan. Ini mendapat dukungan dari sentimen yang cukup positif dari dalam negeri.

Sesi I, IHSG melaju di zona hijau menyusul sentimen positif dari dalam negeri. Mengacu data RTI, perdagangan sesi ini indeks berakhir naik 0,29% atau 15,255 poin ke level 5.282,193. Volume perdagangan mencapai 7,59 miliar lots saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 2,97 triliun.  Aksi beli asing turut mendukung penguatan indeks. Di pasar reguler, net buy asing Rp 33,383 miliar dan Rp 46,010 miliar keseluruhan perdagangan.

Sesi II, IHSG tampak bersemangat di sepanjang sesi ini. Hingga akhirnya, pada pukul 16.00 WIB, indeks ditutup dengan kenaikan 0,53% menjadi 5.294,78. Volume transaksi perdagangan sore ini melibatkan 15,013 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 6,190 triliun.

• Menurut Tasrul, analis Mirae Asset Sekuritas, pergerakan IHSG  cenderung konsolidasi dengan kecenderungan menguat. Sebelumnya, Tasrul memperkirakan trading range hari ini akan berada di 5.254-5.319. IHSG menguat karena secara teknikal indikator MFI Optimized dan indikator RSI Optimized saat ini sudah berada di oversold area dengan volume sekitar rata-rata. "Dengan demikian potensi koreksi makin terbatas," paparnya.

Kamis (20/1), IHSG menguat di tengah memerahnya bursa regional. Mengacu data RTI, indeks dibuka naik 0,14% ke level  5.303,868 pukul 09.14 WIB. Volume perdagangan 1,433 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 528,7 miliar. Pagi ini, investor asing justru membukukan aksi jualnya. Di pasar reguler, net sell asing Rp 22,512 miliar dan Rp 22,429 miliar di keseluruhan perdagangan.

Sesi I, IHSG naik 7,46 poin atau 0,14% ke posisi 5.302,25. Transaksi di sesi pagi melibatkan 6,81 miliar lot saham, dengan nilai transaksi Rp 2,82 triliun. Adapun, pemodal asing cenderung melakukan aksi jual di sesi pertama hari ini. Asing membukukan penjualan bersih (net sell) Rp 25 miliar. Namun, pemodal domestik mencatatkan pembelian bersih (net buy) senilai Rp 100 miliar.

Sesi II, IHSG kehilangan tenaga pada sesi ini. Menjelang penutupan, indeks bahkan sempat tertekan ke zona merah. Kendati demikian, pada pukul 16.00 WIB, indeks berhasil ditutup dengan kenaikan 0,08% menjadi 5.298,94. Volume transaksi perdagangan sore ini melibatkan 11,364 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 5,593 triliun. Investor asing juga terlihat mencatatkan pembelian bersih (net buy) baik di seluruh market maupun reguler dengan nilai masing-masing mencapai Rp 177,6 miliar dan Rp 124,6 miliar.  

Jumat (20/1), akhir pekan, pergerakan IHSG merunduk. Data RTI menunjukkan, pada pukul 09.10 WIB, indeks mencatatkan penurunan 0,34% menjadi 5.281,51. Volume transaksi perdagangan pagi ini melibatkan 1,617 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 369,345 miliar. Investor asing mencatatkan penjualan bersih (net sell) pagi ini dengan nilai Rp 47,8 miliar di seluruh market dan Rp 47,8 miliar di pasar reguler.

Sesi I, IHSG masih terlihat tak bertenaga di akhir sesi. Data RTI menunjukkan, pada pukul 11.30 WIB, indeks mencatatkan penurunan 0,59% menjadi 5.267,64. Volume transaksi perdagangan siang ini melibatkan 7,924 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 2,099 triliun.  Investor asing membukukan penjualan bersih (net sell) senilai Rp 183,2 miliar di seluruh market dan Rp 177,4 miliar di pasar reguler.

Sesi II, pasar saham domestik tidak mampu beranjak dari zona merah hingga penutupan perdagangan. RTI mencatat, IHSG tergerus 44,64 poin atau 0,84% ke level 5.254,31. Transaksi hari ini melibatkan 17,75 miliar lot saham, dengan nilai transaksi mencapai Rp 5,02 triliun. Indeks kehabisan tenaga seiring aksi jual yang dilakukan mayoritas pemodal asing. Asing mencatatkan penjualan bersih (net sell) sebesar Rp 399 miliar. Namun, pemodal domestik masih membukukan pembelian bersih senilai Rp 300 miliar.

•  Analis Binaartha Securities, Reza Priyambada mengatakan, pelemahan indeks hari ini masih disebabkan sentimen global, menunggu arah kebijakan Donald Trump yang diumumkan. Sehingga pada perdagangan terakhir pekan ini masih bergerak dalam konsolidasi melemah. Walaupun pelemahanya tidak signifikan. "Penguatan terjadi pada dua hari belakang karena adanya rilis data Bank Indonesia yang mempertahankan suku bunga acuan 7 Days Reverse Repo Rate di level 4,75%," ujar Reza, Jumat (20/1).

  RUPIAH

Sepanjang pekan ini rupiah melemah 0,76%.  Namun, secara umum Analis Pasar Uang PT Bank Mandiri Reny Eka Putri mengatakan, fluktuasi rupiah dalam sepekan terakhir cukup tinggi.  Kondisi domestik mulai dari ekonomi hingga politik mendukung pergerakan rupiah. Di hari terakhir pekan ini pun rupiah ditutup melemah. Tampaknya rupiah masih menunggu langkah selanjutnya setelah  Donald Trump dilantik sebagai Presiden AS. Berikut pergerakan rupiah selama sepekan:

Senin (16/1), nilai tukar rupiah sedikit tak bertenaga di awal pekan. Data  Bloomberg  menunjukkan, pada pukul 11.40 WIB, nilai tukar rupiah di pasar spot melemah 0,18% menjadi Rp 13.363 per dollar AS. Sekadar mengingatkan, pada akhir pekan lalu,  rupiah  ditutup pada posisi Rp 13.338 per dollar AS. Pelemahan juga terlihat pada nilai tukar rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR). Pagi ini, kurs JISDOR  rupiah menunjukkan posisi Rp 13.354, melemah 0,3% dari posisi akhir pekan di Rp 13.308.

Sore, mata uang rupiah melemah mengakhiri perdagangan.  Mengacu data Bloomberg, pukul 15.59 WIB,  rupiah  pasar spot ke level Rp 13.362 per  dollar AS atau melemah 0,18% dari posisi pekan lalu Rp 13.338 per dollar AS. Pelemahan juga terlihat pada nilai tukar rupiah berdasarkan kurs referensi JISDOR. Kurs JISDOR  rupiah  menunjukkan  posisi Rp 13.354, melemah 0,3% dari posisi akhir pekan di 13.308.

• Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan, mata uang rupiah masih berada dalam area negatif terhadap  dollar AS mengantisipasi kebijakan-kebijakan yang ditempuh oleh pemerintahan baru Amerika Serikat (AS). "Ekspektasi kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS (The Fed) dan pengetatan likuiditas cukup mempengaruhi laju mata uang domestik," katanya seperti yang dilansir Antara.

Selasa (17/1),  otot rupiah mengencang di hadapan dollar AS. Data Bloomberg pada pukul 10.08 WIB,  rupiah pasar spot ke Rp 13.349 per dollar AS atau menguat 0,10% dari posisi kemarin Rp 13.362 per dollar AS. Sebaliknya, pada kurs  Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), rupiah  ke 13.381 per dollar AS atau melemah 0,20% dari posisi sebelumnya Rp 13.354 per dollar AS.   Sore, nilai tukar  rupiah pun berhasil mendulang penguatan yang diproyeksi bisa berlanjut pada Rabu (18/1). Di pasar spot, valuasi  rupiah  menguat  0,22% ke level Rp 13.333 per dollar AS dibandingkan dengan hari sebelumnya. Adapun di kurs tengah Bank Indonesia posisi  rupiah  justru melemah 0,20% di level Rp 13.381 per dollar AS.

• Sri Wahyudi, Research and Analyst PT Garuda Berjangka, mengungkapkan ketidakpastian yang menggelayut di pasar Amerika Serikat jelang pelantikan Presiden AS yang baru, Donald Trump jadi beban bagi pergerakan dollar AS. Apalagi pascalibur, pasar AS belum mendapat suntikan tenaga terbaru yang bisa membawa the greenback memperbaiki posisinya. Menurut Wahyudi, faktor Trump masih akan terus membayangi AS selama ia belum memberikan kepastian akan realisasi kebijakan ekonomi ke depannya. Trump sendiri bukan tokoh yang disukai pasar sehingga apabila kebijakannya tidak dirasakan berdampak besar bagi ekonomi AS bukan tidak mungkin malah jadi beban negatif bagi the greenback.

Rabu (18/1), penantian pasar akan rilis pernyataan Gubernur The Fed Janet Yellen dan suku bunga oleh Bank Indonesia pada Kamis (19/1) jadi beban yang membuat rupiah melemah tipis. Nantinya pergerakan rupiah selanjutnya akan bergantung seberapa besar imbas dari katalis eksternal. Di pasar spot,  valuasi rupiah terkikis 0,11% di level Rp 13.347 per dollar AS dibanding hari sebelumnya. Berbeda, di kurs tengah Bank Indonesia posisi rupiah justru menguat 0,39% ke level Rp 13.328 per dollar AS.

• Reny Eka Putri, Analis Pasar Uang PT Bank Mandiri Tbk, menuturkan koreksi yang didulang rupiah cenderung bersifat teknikal akibat aksi ambil untung yang dilakukan pelaku pasar. Selain juga disebabkan oleh rebound-nya posisi indeks USD sebelum rilis data inflasi Desember 2016 dan penyampaian pidato oleh Gubernur The Fed Janet Yellen. “Koreksi yang wajar saja karena dari kemarin hingga sesi tadi pagi terhitung menguat terus,” jelas Reny. Memang saat ini pasar sedang memburu USD karena posisinya yang terhitung rendah beberapa waktu terakhir. Diduga data inflasi AS Desember 2016 tumbuh dari 0,2% menjadi 0,3% yang apabila benar tumbuh seperti harapan tentunya bisa semakin mendorong peluang kenaikan suku bunga The Fed di masa depan.

Kamis (19/1), pidato Gubernur The Fed Janet Yellen pada Kamis dini hari ini membawa sentimen positif bagi laju dollar AS. Hal tersebut berimbas tekanan pada mata uang garuda. Di pasar spot, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS melemah 0,22% ke level Rp 13.376 dibandingkan dengan sehari sebelumnya. Sementara itu, di kurs tengah Bank Indonesia  rupiah tergerus 0,3% di Rp 13.376 per dollar AS.

• Analis PT Esandar Arthamas Berjangka, Tonny Mariano, mengatakan, sentimen eksternal mendominasi pelemahan rupiah, terutama pidato Janet Yellen. Dalam pidatonya, Yellen mengisyaratkan peluang kenaikan suku bunga yang lebih cepat serta lebih besar dari perkiraan. Namun, peluang kenaikan suku bunga juga tergantung dari kebijakan ekonomi Donald Trump.  Karena itu, pasar masih mengantisipasi Trump setelah dilantik menjadi presiden Amerika Serikat (AS) di akhir pekan ini. "Pasar akan berspekulasi bagaimana isi pernyataan Trump. Jika kebijakan ekonomi belum jelas, maka akan menguntungkan rupiah," ujar Tonny. Sedangkan dari dalam negeri masih minim sentimen.

Jumat (20/1), nilai tukar rupiah keok melawan dollar AS pada pekan ini. Sentimen positif dari pasar domestik gagal menahan tekanan isu global. Di pasar spot, kurs rupiah  tertekan 0,26% dibandingkan dengan hari sebelumnya ke posisi Rp 13.410 per dollar AS. Akibatnya, sepanjang pekan ini, mata uang Garuda melemah 0,76%. Kurs tengah Bank Indonesia (BI) juga mencatat, pelemahan harian rupiah sekitar 0,04% ke level Rp 13.382 per dollar AS. Adapun, sepekan terakhir, nilai tukar rupiah terdepresiasi sebesar 0,33%.

• Analis Pasar Uang PT Bank Mandiri Reny Eka Putri mengatakan, fluktuasi rupiah dalam sepekan terakhir cukup tinggi. Kondisi domestik mulai dari ekonomi hingga politik mendukung pergerakan rupiah. "Neraca perdagangan mencatat angka surplus, cadangan devisa masih cukup tinggi, dan BI menahan suku bunga acuan. Sementara pemilihan umum DKI Jakarta tergolong kondusif," paparnya. Namun, dari sisi eksternal, sejumlah faktor juga mendukung dollar AS. Presiden terpilih AS, Donald Trump menyatakan penguatan dollar AS akan berdampak buruk pada ekonomi AS. Meski demikian, Gubernur The Fed, Janet Yellen mengatakan, pulihnya perekonomian negeri Paman Sam akan membuat dollar AS terus menjadi incaran. Apalagi akan ada pelantikan Trump pekan ini. "Sehingga pelemahan rupiah tidak bisa dihindari," kata Reny.

EMAS

Selama sepekan harga emas Antam mengalami kenaikan Rp 2.000. Berikut pergerakan harga emas Antam pekan ini:

Senin (16/1),  seperti dikutip dari situs Logam Mulia, harga pecahan 1 gram emas Antam dibanderol Rp 589.000. Angka ini naik Rp 2.000 dari posisi harga Jumat (13/1). Adapun harga pembelian kembali (buyback) emas Antam hari ini naik Rp 3.000 dibandingkan dengan harga sebelumnya. Harga buyback emas Antam hari ini berada di angka Rp 513.000 per gram.

Selasa (17/1),  seperti dikutip dari situs Logam Mulia, harga pecahan 1 gram  emas  Antam  Rp 590.000. Angka ini naik Rp 1.000 dari posisi harga Senin (16/1). Adapun harga pembelian kembali (buyback)  emas  Antam hari ini naik Rp 2.000 dibandingkan dengan harga sebelumnya. Harga buyback emas Antam hari ini berada di angka Rp 515.000 per gram.

Rabu (18/1), seperti dikutip dari situs Logam Mulia, harga pecahan 1 gram emas Antam dibanderol Rp 593.000. Angka ini naik Rp 3.000 dari posisi harga Selasa (17/1). Adapun harga pembelian kembali (buyback) emas Antam hari ini naik Rp 6.000 dibandingkan dengan harga sebelumnya. Harga buyback emas Antam hari ini berada di angka Rp 521.000 per gram.

Kamis (19/1), seperti dikutip dari situs Logam Mulia, harga pecahan 1 gram emas  Antam Rp 590.000. Angka ini turun Rp 3.000 dari posisi harga Rabu (18/1). Adapun harga pembelian kembali (buyback) emas  Antam hari ini turun Rp 6.000 dibandingkan dengan harga sebelumnya. Harga buyback emas Antam hari ini berada di angka Rp 515.000 per gram.

Jumat (20/1), seperti dikutip dari situs Logam Mulia, harga pecahan 1 gram emas Antam Rp 591.000. Angka ini naik Rp 1.000 dari posisi harga Kamis (19/1). Adapun harga pembelian kembali (buyback) emas Antam hari ini tidak berubah dibandingkan dengan harga sebelumnya. Harga buyback emas Antam hari ini berada di angka Rp 515.000 per gram.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Adi