Agaknya di pengujung pekan, aksi tunggu investor terhadap prospek hasil pernyataan The Fed pada suku bunga AS membuat mayoritas bursa Asia melemah. Hal itu cukup menular ke indeks harga saham gabungan (IHSG) yang menutup pekan dengan melemah sebesar 15.28 poin atau 0.28% di level 5,438.83 dengan volume moderate. Bukan hanya itu, yang juga menahan laju indeks akhir pekan ini adalah aksi jual. Menurut Yuganur Wijanarko, periset senior HD Capital, aksi jual investor selama seminggu telah menahan laju momentum IHSG dalam pola konsolidasi antara 5.360-5.460 dan menggagalkan gerak IHSG ke atas level 5.500. Bagaimana dengan pekan depan? Lanjar Nafi, analis Reliance Securities, memperkirakan sentimen yang akan mewarnai pergerakan pasar awal pekan masih seputar refleksi dari hasil pidato the fed mengenai suku bunga AS dan tingkat kemampuan konsumen serta pendapatan konsumen di AS.
Berikut pergerakan rupiah selama sepakan ini: Senin (22/8), IHSG bergerak liar pada pembukaan awal pekan (22/8). Mengutip data RTI, pada pukul 09.26 WIB, indeks mencatatkan penurunan 0,12% menjadi 5.409,06. Padahal, pada pembukaan pagi, indeks sempat melaju hingga ke posisi 5.435,192. Volume transaksi perdagangan hari ini melibatkan 1,131 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 803,242 miliar. Sesi I, IHSG berakhir dengan kenaikan tipis pada akhir sesi I. Berdasarkan data RTI, pada pukul 12.00 WIB, indeks naik 0,05% menjadi 5.418,52. Volume transaksi perdagangan siang ini melibatkan 5,362 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 3,453 triliun. Sesi II, IHSG berhasil menguat meski sempat bergerak liar. Mengacu data RTI, indeks berakhir naik 0,21 % atau 11,140 poin ke level 5.427,175. Volume perdagangan awal pekan ini 8,58 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 6,82 triliun. Selasa (23/8), IHSG kembali dibuka di dua zona. Berdasarkan data RTI, pada pukul 09.10 WIB, indeks turun 0,32% menjadi 5.410,18. Volume transaksi perdagangan siang ini melibatkan 535,005 juta saham dengan nilai transaksi Rp 398,571 miliar. Sesi I, IHSG gagal kembali ke zona hijau di akhir sesi. Mengutip data RTI, pada pukul 12.00 WIB, indeks tercatat tergerus 0,98% menjadi 5.374,13. Merahnya indeks dipicu oleh pelepasan saham oleh investor asing. Di sepanjang sesi I, nilai bersih penjualan saham asing (net sell) di seluruh market sebesar Rp 92,6 miliar. Adapun net sell asing di pasar reguler sebesar Rp 186,6 miliar. Volume transaksi perdagangan siang ini melibatkan 4,099 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 3,541 triliun. Sesi II, IHSG tak mampu keluar dari zona merah. Hingga penutupan perdagangan, indeks tergerus 10,03 poin atau 0,18% ke posisi 5.417,14. Rabu (24/8), aksi jual masih melanda IHSG hari ini. Mengutip data RTI, pada pukul 09.13 WIB, indeks mencatatkan penurunan 0,57% menjadi 5.386,59. Volume transaksi perdagangan hari ini melibatkan 671,936 juta saham dengan nilai transaksi Rp 454,634. Sesi I, IHSG berhasil meminimalisir penurunan di akhir sesi I. Setelah sempat tertekan hingga ke posisi 5.385,24, pada pukul 12.00 WIB, indeks hanya mencatatkan penurunan 0,13% menjadi 5.409,79. Volume transaksi perdagangan pagi ini melibatkan 5,671 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 3,603 triliun. Sesi II, IHSG tidak mampu bangkit dari zona merah perdagangan. Mengacu data RTI, indeks ditutup terkoreksi 0,24% atau 13,148 poin ke level 5.403,992. Volume perdagangan hari ini mencapai 12,6 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 7,93 triliun. Kamis (25/8), IHSG berhasil rebound di awal sesi I. Data RTI menunjukkan, pada pukul 09.10 WIB, indeks mencatatkan kenaikan 0,45% menjadi 5.428,22. Volume transaksi perdagangan pagi ini melibatkan 635,368 juta miliar saham dengan nilai transaksi Rp 423,763 miliar. Sesi I, IHSG bergerak stabil di sepanjang sesi. Data RTI menunjukkan, pada pukul 12.00 WIB, indeks ditutup naik 0,43% menjadi 5.427,12. Volume transaksi perdagangan siang ini melibatkan 3,448 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 3,173 triliun. Sesi II, IHSG rebound di tengah sebagian besar pasar Asia memerah menanti pidato Janet Yellen. Mengacu data RTI, indeks ditutup naik 0,93% atau 50,124 poin ke level 5.454,116. Perdagangan hari ini melibatkan 7,18 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 7,43 triliun. Jumat (26/8), IHSG tertekan lagi. Berdasarkan data RTI, pada pukul 09.10 WIB, indeks mencatatkan penurunan 0,23% menjadi 5.441,50. Volume transaksi perdagangan pagi ini melibatkan 848,513 juta saham dengan nilai transaksi Rp 347,639 miliar. Sesi I, IHSG tak berhasil bangkit hingga akhir sesi. Berdasarkan data RTI, pada pukul 11.30 WIB, indeks tercatat turun 0,33% menjadi 5.435,86. Volume transaksi perdagangan siang ini melibatkan 3,738 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 2,459 triliun. Sesi II, IHSG tak berdaya mengekor bursa regional di tengah penantian investor atas pidato Janet Yellen. Mengacu data RTI, indeks berakhir terkoreksi 0,28% atau 15.285 poin ke level 5.438,831. Menutup pekan ini, volume perdagangan 7,16 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 5,35 triliun. Rupiah Setelah selama sepekan cenderung melemah, rupiah menutup pekan dengan menguat. Ini kebalikan dengan IHSG yang melemah karena terkena sentimen menanti pidato Janet Yellen. Rupiah menutup pekan dengan menguat 0,23% menjadi Rp 13.212. Berikut pergerakan rupiah selama sepekan: Senin (22/8), nilai tukar rupiah kembali menembus level Rp 13.200. Mengutip data Bloomberg, pada pukul 10.49 WIB, nilai tukar rupiah di pasar spot melemah 0,37% menjadi Rp 13.212 per dollar AS. Sebagai perbandingan, pada akhir pekan lalu (19/8), rupiah ditutup di level Rp 13.163 per dollar. Pelemahan juga terlihat pada posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR). Pagi ini, kurs JISDOR rupiah melemah 0,59% menjadi Rp 13.197 dari sebelumnya Rp 13.119. Selasa (23/8), data Bloomberg menunjukkan, pada pukul 10.52 WIB, nilai tukar rupiah di pasar spot berada di posisi 13.220. Dengan demikian, rupiah menguat tipis dari posisi kemarin yang ditutup di level 13.226 per dollar AS. Sementara, posisi rupiah berdasarkan kurs JISDOR melemah 0,14% menjadi 13.216 dari sebelumnya 13.197 per dollar AS. Sore, mengutip Bloomberg, kurs rupiah menguat tipis 0,03% dari hari sebelumnya ke level Rp 13.222 per dollar AS. Adapun kurs tengah Bank Indonesia mencatat, mata uang Garuda melemah 0,14% ke posisi Rp 13.216 per dollar AS. • Agus Chandra, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures menuturkan, penguatan rupiah di pasar spot lebih karena penyesuaian posisi setelah tertekan beberapa hari terakhir. Selain, memang karena di pasar global sedang minim katalis yang bisa jadi penentu pergerakan. Sementara itu, dari domestik, sejatinya kepastian penggunaan 7-days repo rate berimbas negatif pada rupiah. “Karena efeknya kan penggunaan rupiah akan semakin tinggi karena bunga kredit jadi lebih rendah, peredaran uang yang banyak pasti berimbas buruk ke mata uang,” jelas Agus. Rabu (24/8), rupiah kembali melemah lantaran mendapat tekanan baik dari sisi domestik maupun eksternal. Di pasar spot, Rabu (24/8) nilai tukar rupiah di hadapan dollar AS melemah 0,23% ke level Rp 13.252 dibanding sehari sebelumnya. Sementara di kurs tengah Bank Indonesia (BI) nilai tukar rupiahtergerus 0,27% ke level Rp 13.252. • Agus Chandra, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures memaparkan, rupiah masih merespon negatif penerapan BI 7-day repo rate. "Pasar keuangan merespon negatif karena suku bunga rendah membuat rupiah lebih banyak beredar," tuturnya. Kamis (25/8), posisi rupiah masih mencatatkan pelemahan dibandingkan dengan level penutupan kemarin. Data Bloomberg menunjukkan, pada pukul 10.49 WIB, nilai tukar rupiah di pasar spot berada di posisi 13.265 per dollar AS. Jika dibandingkan dengan posisi kemarin di 13.252, posisi rupiah melemah 0,09%. Kondisi serupa juga terjadi pada nilai tukar rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate yang pagi ini berada di level 13.267 per dollar AS. Kemarin, kurs JISDOR rupiah berada di level 13.252 per dollar. Sore, mengacu data Bloomberg, Kamis (25/8), nilai tukar rupiah di pasar spot menguat tipis 0,08% ke level Rp 13.242 per dollar AS. Sedangkan di kurs tengah Bank Indonesia (BI) rupiah melemah 0,11% di Rp 13.267.
• "Mata uang berbasis komoditas, seperti rupiah cenderung bergerak menguat seiring dengan harga minyak mentah dunia yang kembali bergerak menguat," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra dilansir dari Antara Jumat (26/8), mengutip data Bloomberg, pada pukul 10.45 WIB, nilai tukar rupiah di pasar spot berada di level Rp 13.239. Posisi rupiah melemah 0,02% dibandingkan dengan level penutupan kemarin di Rp 13.242 per dollar AS. Penguatan juga terjadi pada nilai tukar rupiah berdasarkan kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate. Pagi ini, kurs JISDOR berada di level 13.242, menguat 0,2% dibanding kemarin di rp 13.267. Sore, rupiah kembali menguat di hadapan dollar AS menutup pekan. Mengacu data Bloomberg, pukul 15:59 WIB di pasar spot nilai tukar rupiah ke Rp 13.212 per dollar AS atau menguat 0,23% dari sebelumnya Rp 13.242 per dollar AS. Penguatan juga terjadi pada nilai tukar rupiah berdasarkan kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate. Kurs JISDOR berada di level Rp 13.242, menguat 0,2% dibandingkan dengan kemarin di Rp 13.267. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tri Adi