Investasi smelter nikel capai US$ 930 juta di 2015



JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan akan ada tambahan enam pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) nikel hingga akhir tahun 2015.

Sukhyar, Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM mengatakan, realisasi investasi yang akan digelontorkan enam perusahaan dalam proyek pembangunan pabrik nikel tersebut akan mencapai US$ 930 juta.

Adapun daftar perusahaan yang akan merampungkan kegiatan engineering, procurement, and construction (EPC) yaitu PT Sambas Mineral Mining, PT Macika Mineral Industri, dan PT Karyatama Konawe Utara.


Serta, PT Bintang Delapan Mineral, PT Fajar Bhakti Lintas Nusantara, dan PT Gebe Sentra Nikel. "Bintang Delapan dengan investasinya sangat besar mencapai US$ 636 juta," kata Sukhyar di kantornya, Selasa (10/3) malam.

Menurut dia, produk akhir yang akan dihasilkan pabrik tersebut akan berupa nickel pig iron, ferronickel, dan logam nikel. Adapun yang akan membangun logam nikel yakni PT Gebe Sentranikel dengan investasi mencapai US$ 150 juta.

Sementara, investasi Sambas Mineral Mining senilai US$ 10 juta, PT Machika Mineral Industri senilai Us$ 61 juta, Karyatama Konawe Utara US$ 45 juta, serta PT Fajar Bhakti Lintas Nusantara dengan investasi senilai Rp 200 miliar atau setara US$ 18 juta.

Dengan proyeksi tambahan enam smelter tersebut, jumlah pabrik nikel yang sudah berjalan menjadi 10 perusahaan pada tahun ini. Adapun empat perusahaan yang sudah berproduksi yakni PT Aneka Tambang Tbk, PT Vale Indonesia Tbk, PT Indoferro, dan PT Cahaya Metal Modern Industri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto