KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank sentral Amerika Serikat (AS) alias The Federal Reserve (The Fed) terus menaikkan suku bunga acuan. Walhasil, asing banyak angkat koper dari Indonesia. Belum lagi ada fenomena
Sell in May and Go Away. Di bursa luar negeri fenomena serupa terjadi. Softbank melalui investasinya Vision Fund mencatatkan kerugian rekor kerugian US$ 27 miliar atau Rp 395 triliun akibat penurunan harga saham efek dari kebijakan The Fed yang menaikkan suku bunga acuan. Saham perusahaan teknologi di Indonesia juga mengalami nasib seperti Softbank. Emiten bank digital seperti Bank Jago (ARTO) dan
marketplace seperti BukaLapak (BUKA) dan Gojek Tokopedia (GOTO) mengalami koreksi cukup dalam.
Meski koreksi,
Senior Vice President, Corporate Communication & Investor Relation PT Telkom Indonesia Tbk, Ahmad Reza meyakini, prospek industri digital di Indonesia masih menjanjikan. Dengan penetrasi masyarakat akan layanan digital yang masih rendah, potensi industri digital di Indonesia berpotensi untuk terus meningkat. Dinamika pergerakan harga saham merupakan suatu yang lazim terjadi, yang dipengaruhi oleh banyak hal termasuk faktor global dan makro. Terkait investasi di GOTO, setelah penawaran saham perdana (IPO), pencatatannya akan dipengaruhi pergerakan harga saham (
marked to market). Namun ia menegaskan, ini merupakan investasi strategis. Jadi, tidak semata-mata mencari benefit dari
capital gain. "Jadi misalnya tahun lalu sebelum IPO valuasi GOTO cukup baik dan bahkan kita catatkan Rp 2,5 triliun
unrealized gain, atau saat ini kinerja saham GOTO sedang terdampak mekanisme pasar dan kami catatkan
unrealized loss, kami melihatnya dalam kerangka yang lebih besar lagi. Karena investasi bersifat strategis, objektif kami, membangun
value creation dari sinergi bersama dan pengembangan ekosistem digital,” terang Reza, dalam keterangan melalui pesan singkat ke Kontan.co.id, Minggu (15/5). Sekali lagi menurut Reza, saat Tellkom Group mengambil keputusan berinvestasi di suatu perusahaan, tidak semata-mata mempertimbangkan aspek
capital gain atau l
oss. Tetapi juga mempertimbangkan aspek yang lebih besar luas lagi. Seperti sinergi dalam upaya membangun ekosistem digital nasional yang lebih besar. Salah satunya melalui investasi Telkom Group di GOTO.
Dengan investasi Telkom Group di GOTO akan menciptakan kolaborasi dan sinergi yang sangat bagus seperi menghadirkan program khusus untuk mitra Gojek serta
easy onboarding merchant mitra Gojek menjadi
reseller Telkomsel, akses mudah untuk reseller melalui GoShop, dan fitur keamaman sepert
i number masking. Telkomsel juga memberikan solusi kepada pengemudi dan
merchant Gojek untuk meningkatkan
engagement melalui penggunaan layanan digital
connectivity dan platform
advertising Telkomsel. Sehingga dengan adanya program sinergi ini, kami berharap akan tercipta nilai tambah (value creation) yang berkelanjutan baik bagi Telkom, GoTo dan Indonesia di masa depan” jelasnya Menurut Reza, Telkom akan terus mempertahankan kinerja keuangan. Berbagai strategi disiapkan, Telkom seperti fokus pada penciptaan mesin pertumbuhan revenue baru termasuk pada segmen
non-mobile. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Ahmad Febrian