Investasi US$ 20 Juta, Danamon ganti infrastruktur TI



JAKARTA. Tahun ini, Bank Danamon serius berinvestasi di bidang teknologi. Salah satunya untuk memperbarui core banking system alias sistem infrastruktur teknologi perbankan. Tidak tanggung-tanggung, investasi Danamon untuk sistem baru itu lebih dari US$ 20 juta.

Menurut Muliadi Rahardja, Direktur Bank Danamon, penggantian sistem baru tersebut dilakukan Juni lalu. Selain untuk meningkatkan pelayanan terhadap nasabah, penggantian sistem ini diharapkan bisa meningkatkan efisiensi Danamon.

"Sistem yang baru lebih terbuka terhadap platform dan hardware saat kita jalankan sehingga lebih efisien. Kami investasi besar sekali, lebih dari dari US$ 20 juta," katanya kepada KONTAN, Rabu (18/8).


Sejatinya, proses penggantian sistem tersebut sudah berlangsung sejak Mei tahun lalu. Muliadi bilang, teknologi sangat penting fungsinya bagi bank. "Oleh karena itu, kami serius berinvestasi di teknologi ini," imbuhnya.

Selain memperbarui sistem, Danamon juga berniat menambah jaringan mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) sebanyak 250 unit hingga akhir tahun nanti. Penambahan satu unit mesin ATM menghabiskan dana sekitar Rp 100 juta. "Tinggal dihitung saja, berarti kami investasi setidaknya Rp 25 miliar untuk mesin ATM," ujarnya.

Tahun ini, Danamon memang tidak memiliki rencana menambah kantor cabang. Induk Adira Finance ini akan fokus pada pelayanan nasabah, terutama layanan berbasis teknologi melalui berbagai jalur, seperti perbankan elektronik (e-banking), layanan perbankan internet (internet banking), dan mobile banking.

Khusus memenuhi kebutuhan nasabah pada saat Lebaran, Danamon juga menaikkan cadangan dana tunai. "Biasanya, kami sediakan Rp 1,5 triliun sehari. Lebaran ini, kami naikkan menjadi Rp 2,5 triliun," tegas dia.

Penambahan dana tunai ini merupakan antisipasi terhadap kenaikan penarikan dana masyarakat seiring meningkatnya kebutuhan nasabah menjelang Lebaran. Apalagi, ada hari-hari tertentu di mana bank tak melayani transaksi karena cuti bersama. Meskipun demikian, Muliadi meyakinkan, nasabah tidak perlu khawatir. Pasalnya, nasabah masih bisa melakukan transaksi melalui layanan berbasis teknologi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Test Test