Investasi US$ 2,1 Miliar, Begini Detail Proyek Smelter Bahodopi Milik Vale Indonesia



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Vale Indonesia Tbk (INCO) resmi menandatangani Perjanjian Kerjasama Investasi Blok Bahodopi dengan TISCO dan Shandong Xinhai Technology di Hotel Borobudur, Jakarta pada Selasa (6/9).

Direktur Utama Vale Indonesia Febriany Eddy menjelaskan, proyek yang ditargetkan beroperasi komersial pada akhir 2025 ini menelan investasi US$ 2,1 miliar.

Febriany mengungkapkan, dalam kerjasama ini, Vale Indonesia dan partner menyepakati pelaksanaan proyek rendah emisi.


"Salah satu bukti (komitmen) berkelanjutan ini kami sepakat untuk menggunakan emisi rendah karbon dan akan digerakkan dengan tenaga gas alam," jelas Febriany dalam Acara Penandatanganan, Selasa (6/9).

Baca Juga: Vale Indonesia (INCO) Mulai Garap Smelter Bahodopi dengan Investasi US$ 2,1 Miliar

Secara rinci, Vale Indonesia mengempit 49% saham dan sisanya 51% oleh perusahaan JV TISCO dan Xinhai.

Direktur Keuangan Vale Indonesia Bernardus Irmanto mengungkapkan, proses financing masih berjalan.

"Dari US$ 2,1 miliar kurang lebih kita targetkan 70% dari perbankan dan 30% dari equity," jelas Bernardus dalam kesempatan yang sama.

Proyek berkapasitas 73.000 metrik ton nikel hingga 80.000 metrik ton nikel per tahun ini diprediksi akan membutuhkan LNG mencapai 22 juta ton MMBTU per tahun.

Saat ini, Vale Indonesia masih melakukan kordinasi dengan SKK Migas guna memastikan pemenuhan kebutuhan LNG Proyek Smelter Bahodopi.

Dalam kesepakatan Vale Indonesia dengan partner, seluruh hasil produksi dari smelter akan diambil oleh para pemegang saham.

Baca Juga: Vale Indonesia (INCO) Signs US$ 2 Billion Nickel Project Deal With Shandong and Baowu

"Dalam lima tahun pertama, offtaker 100% diambil oleh partner. Setelah 5 tahun Vale Indonesia memiliki hak untuk mengambil 49% dari total produk sesuai jumlah saham yang dimiliki," kata Bernardus. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi