Investindo Nusantara Berikan Outlook Netral Saham ERAA, Begini Alasannya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) gencar berekspansi. Tak hanya dalam negeri, emiten ritel ini juga menyasar pasar luar negeri.

Di dalam negeri, ERAA berencana membuka 400 gerai baru tahun ini. Realisasi hingga semester I, sudah membuka 323 gerai untuk keseluruhan Erajaya Group.

Sementara dari luar negeri, melalui entitas usahanya, Erajaya Digital Pte Ltd menerbitkan surat utang atau obligasi global sebesar S$ 50 juta. ERAA akan menggunakan dana hasil penerbitan obligasi tersebut untuk mendukung ekspansi.


Analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandhu Dewanto mengatakan, ekspansi yang dilakukan ERAA dapat memberikan kenaikan pendapatan. Tetapi ekspansi ini perlu dicermati karena belum tentu dapat meningkatkan laba lantaran beban operasional juga akan meningkat.

Baca Juga: Sinar Eka Selaras (ERAL) Dirikan Usaha Peralatan Golf Bersama Perusahaan Malaysia

"Selain itu, berpotensi mengurangi pangsa pasar gerai yang sudah terlebih dahulu berdiri jika lokasinya terlalu berdekatan atau bisa juga gerai yang baru tidak berjalan sesuai harapan," kata Pandhu kepada Kontan.co.id, Senin (4/9).

Selain itu, peningkatan beban bunga juga perlu diperhatikan lantaran dapat membebani kinerja ERAA di masa mendatang. Apalagi, ketika pertumbuhan mulai stagnan atau terjadi penurunan.

Menilik kinerja semester pertama 2023, beban bunga ERAA mencapai Rp 265,78 miliar. Nilai tersebut melonjak 132,17% secara tahunan (YoY) dari Rp 114,47 miliar. Sejalan dengan itu, jumlah liabilitas Erajaya juga meningkat 36,64% dari Rp 9,85 triliun di 31 Desember 2022 menjadi Rp 13,46 triliun per 30 Juni 2023.

Alhasil, meski pendapatan tumbuh, laba bersih ERAA merosot 9,26% YoY dari Rp 507,51 miliar menjadi Rp 458,66 miliar.

Baca Juga: Berikut Saham-Saham Pilihan Analis pada Perdagangan Bulan September 2023

Pandhu mencermati, prospek ERAA juga dibayangi pergerakan inflasi dalam negeri. Salah satunya dari kenaikan harga bahan pokok akibat El Nino.

"Tentu timbul kekhawatiran akan terjadi pergeseran prioritas belanja konsumen," kata dia.

Pandhu menilai bahwa penjualan gawai dapat tertekan. Saat ini penjualan gadget berkontribusi lebih dari 90% dari penjualan Erajaya. Namun dari segmen active lifestyle, Pandhu melihat manajemen tampak lebih optimistis karena ada pertumbuhan yang cukup kuat dengan profit margin yang lebih tinggi.

"Sehingga memiliki potensi pertumbuhan jangka panjang yang lebih baik," imbuh dia.

Baca Juga: Simak Jurus Erajaya Swasembada (ERAA) Genjot Ekspansi di Sisa Tahun Ini

Dengan demikian, Investindo Nusantara Sekuritas cenderung netral atas outlook ERAA. Meskipun ERAA memiliki potensi pertumbuhan yang kuat dari sisi top line, tetapi masih perlu pembuktian lebih lanjut pada bottom line.

Secara valuasi, Pandhu melihat ERAA masih relatif murah dengan perkiraan harga wajar Rp 560. Sehingga ada potensi upside dari harga saat ini sekitar 17%.

"Namun belum cukup menarik mengingat masih perlu diperhitungkan daya profitabilitas dan risiko di masa mendatang sehingga rekomendasi kami cenderung hold. Mungkin akan menarik untuk buy on weakness jika terdapat koreksi ke bawah Rp 450," pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati