KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investing on Climate hadir sebagai wadah dari beberapa jurnalis, yang didukung oleh ahli ekonomi lingkungan serta pemerhati lingkungan untuk fokus dalam pengurangan emisi dan transisi ke energi hijau. Managing Director Investing on Climate Ardian Taufik Gesuri menyampaikan, pihaknya menyadari betapa gawatnya kondisi pemanasan global dan meningkatnya emisi gas rumah kaca saat ini. Ardian bilang jika pemanasan global terus terjadi, bahkan mencapai puncaknya maka rantai pasok dapat terganggu. Ini tentu dapat mengganggu produksi dan distribusi sehingga menyebabkan banyak kerugian.
"Dalam memerangi perubahan ini, jelas perusahaan bersama manajemennya berperan sangat besar untuk mencapai tujuan net zero emission dalam rangka mendukung keberlanjutan bisnis," jelasnya di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (4/12).
Baca Juga: Ini Daftar Peraih Penghargaan Investing on Climate Editor's Choice Award 2024 Menurutnya program pengurangan emisi gas rumah kaca bukan semasa kegiatan social responsibility, tetapi lebih mengarah kepada investasi pada lingkungan sosial dan bisnis yang akan mendukung keberlanjutan bisnis perusahaan itu sendiri. "Bahkan, sebetulnya dengan memberi investasi pada ketahanan iklim, perusahaan dapat bisa mendapatkan peluang bisnis dan penghematan biaya besar," kata mantan Pemimpin Redaksi Kontan itu. Risa E Rustam, Direktur Keuangan, Sumber Daya Manusia dan Umum Bursa Efek Indonesia menyampaikan BEI sebagai salah satu regulator dan penyelenggara perdagangan di pasar modal turut mendukung terciptanya penerapan keberlanjutan. BEI melalui IDXCarbon, lanjut Risa, telah memperkenalkan kelas aset baru, yaitu Sertifikat Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca (SPE GRK) atau yang populer disebut
carbon credit.
"Diharapkan, keberadaan
carbon credit ini dapat membantu perusahaan dalam inisiatif dekarbonisasi dan net zero," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari