Investor akan Berburu Saham BTN di Bursa



JAKARTA. Proses penawaran saham perdana ke publik atau initial public offering (IPO) PT Bank Tabungan Negara (BTN) sudah berakhir, Jumat pekan lalu (11/12). Meski belum ada hasil final, minat investor membeli saham bank pelat merah ini sangat tinggi. Evi Firmansyah, Wakil Direktur Utama BTN, mengatakan bahwa pihaknya kebanjiran permintaan selama tiga hari masa penawaran kepada investor ritel. Jumlah pemesanan yang masuk mencapai 114 juta saham atau mengalami kelebihan permintaan 1,5 kali. "Itu dari jatah penjualan kami saja," katanya kepada KONTAN, kemarin (13/12).Sekadar informasi, melalui hajatan ini BTN melepas 2,36 miliar saham atau 27,08% dari total saham ke publik. Sebanyak 90% dari total saham IPO dialokasikan buat investor institusi di dalam dan luar negeri. Hasilnya, permintaan yang masuk mencapai Rp 3,5 triliun atau berlebih 2,04 kali. Pembeli terbanyak dari luar negeri adalah Government Investment Corporation (GIC), dan lokal yaitu PT Jamsostek.Sementara itu, sebanyak 230 juta saham atau 10% dari total saham IPO menjadi jatah investor ritel. Nah, saham inilah yang dijual secara merata oleh BTN dibantu penjamin emisinya, Mandiri Sekuritas dan CIMB Securities. Sayang, hingga kemarin, mereka masih menghitung total jumlah permintaan yang masuk.Tapi, bisa dipastikan animo investor sangat tinggi. "Investor ritel yang tidak dapat bisa memburu saham kami di pasar sekunder," kata Evi. BTN akan melantai di Bursa Efek Indonesia, mulai Kamis nanti (17/12). Otomatis, saat itu harganya bisa meroket dari harga IPO Rp 800 per saham.Apalagi, jika mengacu debut PT Bumi Citra Permai Tbk (BCIP) dan PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) pekan lalu, yang harganya naik di atas 50%. "Peluangnya ada, tapi tetap tergantung kondisi regional," kata Arga Pradita, analis Asia Kapitalindo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Test Test