Investor akan minta yield tinggi di lelang SUN



JAKARTA. Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) akan menggelar lelang surat utang negara (SUN), Selasa, (16/7). Target indikatif lelang ini sebesar Rp 7,5 triliun.

DJPU menawarkan empat seri SUN, yang terdiri dari satu surat perbendaharaan negara bertenor satu tahun, tiga seri SUN acuan masing-masing bertenor lima tahun, 15 tahun dan 20 tahun serta satu SUN new issuance seri FR0067 yang akan jatuh tempo pada Februari 2044.

I Made Adi Saputra, analis NC Securities menduga, target indikatif pemerintah dapat terpenuhi asalkan pemerintah menerima permintaan yield tinggi dari investor. Pasca kenaikan BI rate dan FasBI rate di pekan lalu, investor akan menaikkan permintaan yield pada lelang kali ini.


Made menilai, investor masih akan memburu tenor pendek. Seri SPN dan FR0066 bertenor lima tahun akan banyak diminati investor. Ini dilatarbelakangi oleh pertimbangan bahwa harga obligasi di pasar sekunder belum akan naik.

Investor domestik dari kalangan perbankan, asuransi dan dana pensiun masih akan ramai mengikuti lelang di pekan ini. Sementara investor asing belum akan agresif mengoleksi surat utang pemerintah. "Sebab, asing masih mempertimbangkan risiko pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS," tutur Made.

Made memprediksi, yield SUN bertenor 5 tahun seri FR0066 akan berada di kisaran 7,45%-7,55%. Yield SUN seri FR0064 bertenor 15 tahun  diperkirakan berada di kisaran 8,45%-8,55%. Adapun yield seri FR0065 bertenor 20 tahun diproyeksi antara 8,65%-8,7%. Sementara yield seri FR0067 diramalkan akan berada di kisaran 8,75%-8,8%.

Ekonom Bank Internasional Indonesia (BII), Josua Pardede bilang, pada saat seperti ini, investor akan lebih tertarik masuk pada SUN berdurasi pendek. Ini merupakan antisipasi terhadap tingginya volatilitas pasar. "Dari sisi harga, obligasi sudah sangat murah. Saatnya investor untuk beli," ungkap Josua.

Kondisi pasar obligasi baru akan stabil saat memasuki bulan September 2013 ketika rencana pengurangan stimulus moneter oleh Bank sentral AS sudah lebih jelas. Di sisi lain, tingkat inflasi dan yield juga diprediksi sudah berangsur turun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini