JAKARTA. Moncernya kinerja indeks harga saham gabungan (IHSG) sepanjang 2012 memicu investor melakukan profit taking di reksadana saham. Investor melepas kepemilikannya atau
redemption di reksadana saham untuk merealisasikan keuntungan. Akibatnya, total dana kelolaan industri reksadana turun. Data PT Infovesta Utama menunjukkan, dana kelolaan industri reksadana turun menjadi Rp 181,13 triliun pada Januari 2013 dibandingkan akhir tahun lalu Rp 181,61 triliun. Penurunan dana kelolaan terlihat pada reksadana saham yang turun Rp 2 triliun menjadi Rp 70,26 triliun pada Januari (
lihat tabel). Edbert Suryadjaya, analis senior Finera Prosperindo mengatakan, penurunan dana kelolaan di bulan Januari murni karena adanya
redemption dari investor. "Posisi indeks yang cukup tinggi setelah kenaikan sepanjang 2012 dan dilanjutkan lagi di bulan Januari hingga sempat mencapai level 4.465 mengakibatkan investor cenderung melakukan
profit taking," kata Edbert, Senin (11/2).
Investor pun menarik dana di reksadana seiring melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Investor cenderung mengambil sikap hati-hati untuk berinvestasi. "Prediksi saya, reksadana saham masih berpotensi untuk mencatatkan kenaikan dana kelolaan. Salah satu faktor pendorongnya yakni adanya kabar positif dari bursa saham terkait publikasi laporan keuangan emiten," papar Edbert. Adanya
redemption juga terlihat dari penurunan unit penyertaan sepanjang Januari 2013. Infovesta Utama mencatat, total unit penyertaan industri reksadana turun 0,49%. Unit penyertaan reksadana saham susut paling dalam. Menurut Edbert, kenaikan dana kelolaan dan unit penyertaan terjadi di reksadana pasar uang dan pendapatan tetap, karena daya tarik kedua instrumen tersebut.
Kedua jenis reksadana ini memiliki kinerja historis yang cukup stabil selama beberapa tahun belakangan. "Kinerja reksadana pendapatan tetap secara konsisten tumbuh, terutama sejak munculnya kabar terkait potensi kenaikan peringkat utang Indonesia," kata Edbert.
Research Analyst Infovesta Utama, Vilia Wati menduga, terdapat perpindahan dana investor dari reksadana saham ke reksadana pendapatan tetap dan reksadana pasar uang sepanjang periode Januari. Kedua instrumen itu dianggap lebih aman untuk memarkir sementara dana investor. "Namun, kami tidak memiliki data untuk menguatkan kemungkinan tersebut karena dana yang keluar ataupun masuk ke reksadana bisa saja berasal dari investor yang berbeda," kata Vilia.
Head of Investment PT CIMB Principal Asset Management Fadlul Imamsyah sepakat. Menurut dia, penurunan dana kelolaan dipicu oleh investor yang melakukan ambil untung di reksadana berbasis saham. Kenaikan pasar saham di bulan Januari menjadi salah satu faktor pendorong aksi ambil untung para investor. "Tidak hanya reksadana saham saja, aksi
profit taking juga terjadi pada reksadana berbasis obligasi karena baik saham ataupun obligasi sempat menyentuh titik tertinggi selama Januari 2013," tutur Fadlul.
Dana Kelolaan Reksadana |
Jenis reksadana | Dana kelolaan (Rp triliun) | Unit penyertaan (miliar) |
| Des 2012 | Jan 2013 | % | Des 2012 | Jan 2013 | % |
Saham | 72.26 | 70.26 | -2.77% | 29.58 | 28.01 | -5.31% |
Campuran | 20.92 | 21.8 | 4.21% | 11.76 | 12.33 | 4.85% |
Pendapatan tetap | 33.01 | 33.58 | 1.73% | 19.56 | 19.86 | 1.53% |
Pasar uang | 12.34 | 12.45 | 0.89% | 12.34 | 12.4 | 0.49% |
Total | 181.61 | 181.13 | -0.26% | 112.36 | 111.81 | -0.49% |
sumber: Infovesta Utama | | | | | |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati