JAKARTA. Tak hanya perusahaan China dan Jepang yang terus merangsek di megaproyek listrik, investor Amerika Serikat (AS) juga tergiur ikut menggarap proyek berkapasitas 35.000 megawatt (MW). Hasil lawatan Presiden Joko Widodo ke Amerika Serikat awal pekan ini menjadi salah satu bukti. Dari total nilai kerjasama investasi US$ 20 miliar, sekitar US$ 4 miliar masuk ke sektor kelistrikan dengan potensi pembangkit yang akan terbangun lebih dari 4.000 MW. Kerjasama di proyek pembangkit listrik ini, mayoritas untuk proyek yang digarap oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN). Adapun, perusahaan dari Amerika yang mendominasi kerjasama adalah General Electric (GE).
Investor AS mencuil megaproyek listrik
JAKARTA. Tak hanya perusahaan China dan Jepang yang terus merangsek di megaproyek listrik, investor Amerika Serikat (AS) juga tergiur ikut menggarap proyek berkapasitas 35.000 megawatt (MW). Hasil lawatan Presiden Joko Widodo ke Amerika Serikat awal pekan ini menjadi salah satu bukti. Dari total nilai kerjasama investasi US$ 20 miliar, sekitar US$ 4 miliar masuk ke sektor kelistrikan dengan potensi pembangkit yang akan terbangun lebih dari 4.000 MW. Kerjasama di proyek pembangkit listrik ini, mayoritas untuk proyek yang digarap oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN). Adapun, perusahaan dari Amerika yang mendominasi kerjasama adalah General Electric (GE).