Investor Asing Keluar dari Bursa Indonesia, Saham-Saham Ini Menarik Dikoleksi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Beberapa investor asing terpantau mulai berkemas-kemas dari bursa saham Indonesia. 

Mereka bersiap mengantisipasi keputusan bank sentral Amerika Serikat (AS) pada pekan depan.

Sepanjang tahun 2023, investor asing mencetak net sell sebesar Rp 1,39 triliun.


Sejak Agustus 2023, investor asing mulai terendus melakukan aksi jual.

Equity and Economics Analyst KGI Sekuritas, Rovandi menjelaskan aksi net sell asing karena The Fed berpotensi menaikkan suku bunga sampai 5,75%. 

Baca Juga: Investor Asing Hengkang dari Pasar Saham Indonesia, Ini Sebabnya

"Ini membuat spread antara Bank Indonesia (BI) rate dan The Fed sangat tipis, jadi tidak menarik untuk investasi di Indonesia," ucap Rovandi, ke KONTAN, Senin (11/9).

Saat ini, suku bunga BI berada di level 5,75%. 

Sementara suku bunga The Fed berada di level 5,25%5,5% dan menjadi yang tertinggi sejak tahun 2011.

Asing tercatat net sell terbesar pada PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) sebesar Rp 2,3 triliun sepanjang 2023. 

 
TLKM Chart by TradingView

Ini turut menekan harga TLKM 1,33% year to date (ytd) ke level Rp 3.700.

Kemudian asing juga melepas saham pT

Asing juga tercatat melakukan net sell pada saham PT United Tractors Tbk (UNTR) sebesar Rp 1 triliun.

Saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) dilego Rp 859 miliar. Saham PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS) Rp 780 miliar

Baca Juga: Simak Saham-Saham Top Picks Sejumlah Sekuritas Menjelang Akhir Tahun

Kemudian saham PT Pertamina Gas Negara Tbk (PGAS) sebesar Rp 758,8 miliar.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus mengatakan, kalau The Fed menaikkan suku bunga, investasi di Amerika akan lebih menarik.

Karena itu ia merekomendasikan investor tetap mencermati fundamental dan potensi valuasi masing-masing emiten. 

Ia menjagokan TLKM, UNTR dan PGAS. Dalam hitungannya, target harga TLKM berada di Rp 4.687, UNTR di Rp 30.980 dan PGAS Rp 1.632.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli