Investor Asing Keluar, Pasar Obligasi Longsor



JAKARTA. Investor asing mulai hengkang dari obligasi terbitan Indonesia, baik Surat Utang Negara (SUN) maupun obligasi korporat. Sejak 1 Oktober hingga 15 Oktober 2008, kepemilikan  asing di SUN menyusut Rp 6,53 triliun.

Per 15 Oktober 2008, porsi asing dalam SUN tinggal Rp 98,96 triliun, dari total SUN yang diperdagangkan Rp 541,7 triliun. Akibatnya, harga obligasi acuan pun terjun bebas. Banderol SUN seri FR0048 bertenor 10 tahun pada Jumat (17/10) jatuh ke level terendah, yaitu 66,945.  Efek selanjutnya, imbal hasil atau yield SUN naik jadi 16,68%.

Aktivitas investor asing di perdagangan obligasi korporat juga menurun. Data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menyebutkan, pada 2007 nilai perdagangan obligasi korporat yang dilakukan asing Rp 5,58 triliun. Hingga September 2008, perdagangan obligasi korporat yang dijalankan asing baru mencapai Rp 3,99 triliun.


Bahkan, sejak September hingga sekarang, mereka malah berhenti total memperdagangkan surat utang korporasi Indonesia. "Kondisi pasar global masih belum stabil," kata Agus Salim, Head of Debt Capital Trimegah Securities, kemarin.

Situasi ini tentu makin menyulitkan perusahaan dalam mencari dana segar. Sebagai catatan, selama ini para pengusaha kerap mengandalkan penerbitan obligasi sebagai sumber dana buat berekspansi, selain mengajukan kredit ke bank atau go public di pasar modal.

Seperti kita tahu, sekarang bank sedang kekurangan duit, dan pasar modal juga gonjang-ganjing. "Jadi, sekarang kami memilih memperkuat cash dan me-review proyek," kata Johanes Mardjuki, Presiden Direktur PT Summarecon Agung Tbk.

Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) mengaku tidak berkutik. "Obligasi itu kan pasarnya over the counter," ucap A. Fuad Rahmany, Ketua Bapepam-LK.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie