KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepemilikan investor asing di pasar surat berharga negara (SBN) per data 3 Juni 2021 berada di angka 22,88% atau Rp 962 triliun. Angka tersebut meningkat jika dibandingkan akhir bulan Mei, yang berada di angka 22,76% atau Rp 957 triliun. Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto menilai angka kepemilikan asing ini masih dalam proses, karena asing masih masuk bertahap di pasar Indonesia. Hal ini karena masih adanya potensi ketidakstabilan pasar. Sehingga, menurut Ramdhan porsi kepemilikan asing masih belum kembali ke angka pra-pandemi. Tapi, nilai kepemilikan asing ini masih bertambah jika dibandingkan dengan akhir 2020.
“Memang dari akhir tahun kemarin terus meningkat, tapi memang belum masif masuk ke kita, normalnya dari sisi jumlah Rp 1.030 triliun-Rp1.040 triliun, dan dari sisi persentase 38%-40%. Sekarang masih di bawah 30%,” kata Ramdhan kepada Kontan.co.id, Senin (7/6). Baca Juga: Bank Mandiri memprediksi cadangan devisa naik hingga US$ 1 miliar pada Mei 2021 Di satu sisi, Ramdhan melihat bahwa pasar Indonesia masih mempunyai daya tarik karena yield yang lebih tinggi dibandingkan dengan banyak negara di pasar global. Selain itu, dia melihat bahwa pasar Indonesia cukup likuid dan makro ekonomi yang stabil. Ramdhan mengharapkan di semester dua tahun ini ekonomi sudah kembali bertumbuh. Sehingga investor asing bisa kembali masuk ke pasar Indonesia. “Karena mereka juga yang membuat likuiditas lebih baik. Dengan likuiditas tinggi ini membuat pasar semakin sehat,” kata Ramdhan. Daya tarik yang tinggi pasar Indonesia juga dilihat dari samurai bond dan global sukuk yang direspons positif oleh pasar global. Jumlah permintaan pada instrumen tersebut lebih tinggi dari target awal. Baca Juga: Permintaan sukuk global oversubscribe tiga kali lipat, ini kata pengamat