Investor asing memborong saham di bursa Kospi



SEOUL. Sejumlah bursa saham utama di kawasan Asia malah menunjukkan performa positif menjelang keputusan pengetatan stimulus oleh bank sentral Amerika Serikat (AS), The Fed. Yang paling mencolok adalah indeks saham Kospi di bursa Korea Selatan.

Berdasarkan catatan Bloomberg, indeks Kospi menguat 7% sejak akhir Juni lalu hingga pekan kedua September ini.Selera investor asing di bursa itu terlihat meningkat drastis. Dalam tempo lima pekan terakhir, asing melakukan aksi beli saham sebesar US$ 7,2 miliar. Yang mengejutkan, asing mencetak rekor tertinggi pembelian saham sebesar US$ 3,6 miliar pekan lalu.

Namun, asing kurang berselera mengoleksi surat utang Korea Selatan. Sepanjang Agustus lalu, asing melepas surat utang sebesar US$ 1,9 miliar. Ini adalah fenomena pertama kali yakni investor asing lebih bergairah menanam investasi di saham dibandingkan obligasi Korsel.


Indeks Kospi saat ini diperdagangkan di level price to earning ratio (PER) 1,1 kali atau lebih rendah 47% dibandingkan indeks MSCI World. Investor asing aktif membeli saham melalui broker JPMorgan Asset Management dan Goldman Sachs Group Inc. Kedua raksasa finansial ini meneropong, indeks Kospi bakal naik hingga akhir tahun ini seiring proyeksi pertumbuhan laba saham-saham penghuni indeks itu.

Sementara nilai ekspor Korsel menyentuh rekor tertinggi dalam tempo tujuh bulan terakhir. Pada Agustus lalu, ekspor Korea tumbuh 7,7%. Ekspor berkontribusi sekitar 40% dari total pendapatan emiten. "Kami membeli saham Kospi lebih banyak. Perpindahan dari obligasi ke saham akan terus terjadi," ujar Grace Tam, Global Market Strategist JPMorgan Asset Management di Hong Kong, mengutip Bloomberg, Senin (16/9).

Faktor penopang lain, ekonomi Korsel tumbuh sebesar 1,1% selama kuartal II-2013. Kwon Goohoon, Ekonom Goldman Sachs di Seoul menebak, Kospi bakal menyentuh level tertinggi 2.200 pada pertengahan 2014. Hitungan Goohoon, laba emiten anggota Kospi bakal meningkat 15% pada tahun depan.

Angka tersebut lebih tinggi dari proyeksi analis terhadap pertumbuhan laba emiten MSCI World Index yang sebesar 10% di periode yang sama. "Laba emiten akan mengalami akselerasi mulai kuartal empat tahun ini," imbuh Kwon.

Editor: Dessy Rosalina