Investor asing mulai masuk, obligasi Indonesia berada dalam tren positif



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Obligasi Indonesia mulai mengindikasikan tren positif. Hal ini tercermin dari pergerakan Indonesia Composite Bond Index (ICBI) yang hari ini, Kamis (22/10) berada di level 300,71. Bahkan, ini pertama kalinya level ICBI berhasil menembus 300.

Head of Fixed Income Sucorinvest Asset Management Dimas Yusuf menilai, mulai kembali masuknya investor asing ke pasar obligasi Indonesia menjadi salah satu penyebab rally positif ICBI belakangan ini. Selain itu, dari dalam negeri seiring masih banjirnya likuiditas, investor domestik pun belum mengurangi porsi kepemilikan surat berharga negara (SBN) mereka.

“Asing perlahan mulai masuk tidak terlepas dari fundamentally yield kita saat ini masih cukup undervalued dan salah satu yang menarik. Selain itu, nilai tukar rupiah yang stabil belakangan ini turut menjadi faktor yang mendorong asing untuk kembali ke pasar obligasi kita,” jelas Dimas kepada Kontan.co.id, Kamis (22/10).


Dimas menjelaskan, penyebab investor asing keluar dari pasar obligasi saat itu sebenarnya bukan semata karena ketidakpastian yang meningkat, melainkan juga disebabkan oleh nilai tukar rupiah yang bergerak sangat volatile. Selepas Bank Indonesia (BI) menunjukkan sikapnya dengan menjaga suku bunga pada level 4,00% sebagai langka jaga stabilitas nilai tukar rupiah, investor asing pun menyambut baik langkah tersebut. 

Baca Juga: Kurs rupiah melemah ke Rp 14.660 per dolar AS pada Kamis (22/10)

Perlahan investor asing pun mulai masuk. Hal ini dapat dilihat dari tren kepemilikan SBN oleh asing. Merujuk data dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, kepemilikan asing pada SBN mencapai Rp 949,82 triliun per 20 Oktober. 

Padahal, pada awal Oktober jumlahnya baru Rp 934,76 triliun. Setidaknya dalam kurun waktu 16 hari berturut-turut, investor asing mencatatkan net buy. Sehingga secara month to date, kepemilikan asing di SBN telah naik 1,61%.

“Ke depan, peluang investor asing untuk kembali masuk masih terbuka lebar. Salah satu indikasinya adalah, jika sebelumnya yield kita turun dan rupiah melemah, investor asing langsung menjual SBN. Namun, belakangan, di saat rupiah melemah, indeks dan yield kita tetap stabil, jadi ini merupakan pertanda bagus,” tambah Dimas.

Baca Juga: Laris manis, penjualan ORI018 capai Rp 12 triliun

Menurut Dimas, selama ke depan BI mampu menjaga stabilitas rupiah, investor asing perlahan akan mulai masuk. Pasalnya, pertimbangan utama investor asing saat ini adalah stabilitas nilai tukar rupiah. Dimas mengatakan, sebelumnya porsi investor asing mencapai 37%, sementara saat ini masih sekitar 26%.

Tanpa mempertimbangkan investor asing baru, setidaknya masih ada ruang yang cukup besar bagi investor asing yang sudah masuk ke pasar obligasi Indonesia untuk kembali lagi. Ditambah lagi, menurut Dimas, perbankan dalam waktu dekat juga belum akan memindahkan portofolio mereka dari SBN ke kredit lagi. Oleh karena itu, secara prospek obligasi Indonesia masih cukup menarik ke depan. 

Yield seri acuan 10 tahun ini berada di level 6,6%, dengan pertimbangan nilai tukar rupiah tetap stabil, level 6,4% dapat ditembus pada akhir tahun nanti. Bahkan jika vaksin sudah dapat didistribusikan, yield kita bisa jauh lebih baik lagi,” tutup Dimas.

Baca Juga: Stimulus AS diragukan segera cair, nilai tukar rupiah kembali tertekan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati