Investor asing serbu kawasan industri Puradelta



JAKARTA. Lahan industri PT Puradelta Lestari Tbk tampaknya cukup diminati investor asing. Lihat saja, kawasan industri deltamas yang dikembangkan Puradelta didominasi oleh investor-investor asing.

Teky Mailoa, Direktur Utama Puradelta mengatakan anchor buyer atau pembeli lahan industri Deltamas 80% merupakan investor negeri sakura. "Sekitar 80% pembeli lahan industri dari Jepang," ungkap Teky, Senin (4/5).

Adapun anchor buyer atau pembeli lahan industri Deltamas yang cukup besar berasal dari perusahaan otomotif Jepang yakni Suzuki seluas 120 hektare (ha) dan Mitsubitshi 51 ha.


Selain itu, ada juga perusahaan ban asal Taiwan membeli seluas 35 ha dan perusahaan China 200. "Kemudian ada juga anchor kecil misalnya otomotif perlu ada seat bell, knalpot, itu juga sudah masuk yakni perusahaan di jepang," kata teky.

Teky bilang, lahan industri merupakan penopang utama bisnis Puradelta saat ini. Kontribusinya mencapai 97%.

Untuk tahap awal, Puradelta memang sengaja fokus untuk mengembangkan kawasan industri terlebih dahulu dengan tujuan membangun dasar bagi pengembangan sebuah perkotaan. Teky menjelaskan, dengan berkembangnya kawasan industri maka perkembangan kawasan perumahan dan komersial pun akan menyusul karena kebutuhan akan hunian dan sarana komersial akan semakin meningkat di kawasan tersebut.

Meski tekanan di sektor properti cukup berat, Teky optimis Puradelta masih bisa tumbuh tahun ini. Dia bilang, tekanan rupiah memang menjadi tantangan properti saat ini namun dengan banyak investor asing yang masuk ke Deltamas maka tekanan kurs tidak terlalu berdampak terhadap Puradelta.

"Lahan industri kita penghasilannya dalam US dollar karena banyak perusahaan asing yang ikut. Di tengah melemahnya rupiah ini menjadi keuntungan buat kita karena mereka membayar dalam us dollar meski secara aturan kita harus konversi ke rupiah." tutur Teky.

Lebih lanjut, Teky melihat suku bunga masih relatif stabil dan perbankan belum menaikkan bunga pinjaman sehingga prospek properti masih cukup bagus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto